Namun menjadi orang yang suka bangun pagi tidak selalu memerlukan gen Neanderthal tersebut.
Ratusan gen berbeda bisa memengaruhi kapan orang tidur dan bangun, serta ada banyak pengaruh lingkungan dan budaya juga.
Secara keseluruhan, gen Neanderthal hanya berdampak kecil pada manusia saat ini yang suka bangun pagi.
Capra menduga bahwa banyak manusia modern yang membawa gen Neanderthal karena gen tersebut membantu nenek moyang mereka beradaptasi dengan kehidupan di garis lintang yang lebih tinggi.
“Kami tidak berpikir bahwa menjadi orang yang suka bangun pagi adalah sesuatu yang menguntungkan. Sebaliknya, kami pikir itu adalah sinyal memiliki jam berjalan lebih cepat yang lebih mampu beradaptasi dengan variasi musiman dalam tingkat cahaya," ujar dia.
"Pada garis lintang yang lebih tinggi, akan lebih bermanfaat untuk memiliki jam yang lebih fleksibel dan lebih mampu menyesuaikan diri dengan tingkat cahaya musiman yang bervariasi,” tambahnya.
Baca juga: Jalan Terjal Pengembaraan Homo Sapiens
Profesor dari University College London yang tidak terlibat dalam penelitian ini, Mark Maslin mengatakan, sekarang manusia memiliki bukti genetik dari nenek moyang bahwa sebagian orang adalah morning person.
"Ketika manusia berevolusi di Afrika tropis, panjang hari rata-rata 12 jam. Sekarang, para pemburu dan pengumpul makanan hanya menghabiskan 30 persen dari waktu terjaga mereka untuk mengumpulkan makanan, jadi 12 jam adalah waktu yang sangat lama,” ucap Maslin.
“Namun, semakin jauh ke utara, hari semakin pendek di musim dingin ketika makanan sangat langka, jadi masuk akal bagi Neanderthal untuk mulai mengumpulkan makanan segera setelah ada cahaya,” lanjutnya.
Baca juga: Arkeolog Temukan Fosil Manusia Purba Tertua Terkubur di Gua Maroko
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.