KOMPAS.com - Kencur adalah rempah dan tanaman herbal yang masih satu keluarga dengan jahe, kunyit, dan lengkuas.
Rimpang kencur berbentuk bulan dan berwarna putih, dengan rasa pedas dan hangat saat masuk ke dalam tubuh.
Dilansir dari laman Jalur Rempah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, masyarakat Indonesia biasa meracik kencur bersama beras atau lebih dikenal sebagai jamu beras kencur.
Jamu ini bermanfaat menambah nafsu makan, meredakan peradangan, hingga memberikan sensasi menenangkan dalam tubuh.
Konsumsi rimpang bernama ilmiah Kaempferia galanga ini juga dapat meredakan masalah batuk, terutama pada anak-anak.
Lantas, adakah efek samping kencur?
Baca juga: 6 Manfaat Kencur, Bantu Obati Batuk, Diare, dan Kolesterol Tinggi
Dikutip dari laman Spiceography, kencur mengandung eukaliptol, zat dalam tumbuhan dengan aroma khas yang telah dimanfaatkan untuk pengobatan selama berabad-abad.
Rempah ini juga mengandung borneol, senyawa yang memiliki sifat antiinflamasi atau anti-peradangan dan antibakteri.
Kedua senyawa tersebut membantu mengobati gejala pilek, termasuk hidung tersumbat dan sakit tenggorokan dengan mengurangi peradangan serta penumpukan lendir.
Mengonsumsi kencur saat batuk juga membantu melegakan tenggorokan dan mengeluarkan dahak.
Kendati demikian, makan kencur berlebihan berpotensi memicu beberapa efek samping bagi kesehatan tubuh.
Berikut efek samping kencur yang mungkin terjadi:
Baca juga: Jangan Salah, Ini Beda Jahe, Kunyit, Laos, dan Kencur
Kencur termasuk dalam golongan karminatif atau zat yang menenangkan saluran pencernaan dan mengobati diare.
Karminatif juga membantu mengeluarkan gas dari saluran pencernaan, sehingga mencegah perut kembung akibat penumpukan gas.
Sayangnya, minum ramuan kencur dalam jumlah berlebihan justru dapat memicu masalah pencernaan.