Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik Foto Ikonik Pemuda Bawa Bendera Palestina dan Katapel

Kompas.com - 10/11/2023, 18:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Gambaran perjuangan rakyat Palestina

Kala itu, pengunjuk rasa yang mayoritas merupakan warga sipil Palestina telah berkumpul di sepanjang zona perbatasan Gaza-Israel sejak 30 Maret 2018.

Mereka melakukan demonstrasi menuntut hak untuk kembali ke rumah dan tanah Palestina, tempat keluarga mereka diusir 70 tahun lalu.

Mereka juga menuntut diakhirinya blokade Jalur Gaza oleh Israel, yang telah menghancurkan perekonomian wilayah pesisir tersebut dan merampas banyak komoditas pokok bagi dua juta penduduknya.

Pasukan Israel membalas dengan gas air mata dan tembakan tajam yang menewaskan dan melukai ratusan orang.

Saat Hassona mengambil gambar ikonik tersebut, tercatat sejumlah 32 warga Palestina terluka.

Foto yang masuk dalam serial bertajuk Palestinian Right of Return Protests itu pun mendapat penghargaan dalam ajang Sony World Photography Awards pada 2019.

Terlepas dari fotonya yang viral, Hassona mengatakan, semua gambar terasa mendesak dan nyata karena dia berada di sana di tengah kekacauan.

Hassona juga percaya bahwa foto ini telah mendapat banyak perhatian karena menggambarkan pesan yang ingin disampaikan oleh orang-orang Palestina kepada dunia.

"Dari sudut pandang saya, gambar tersebut adalah gambaran sebuah bangsa yang telah menderita selama beberapa dekade," ujarnya.

Dia mengaku ingin menggambarkan kekuatan dan ketabahan rakyat Palestina saat mereka terus berjuang demi kebebasan.

"Rakyat Palestina berjuang dan menderita karena mereka mencintai tanah mereka dan tidak akan pernah menyerah pada impian untuk membebaskannya suatu hari nanti," ungkapnya.

Baca juga: Pejabat Tinggi HAM PBB Mundur, Kecewa pada PBB yang Tak Bisa Atasi Serangan Israel ke Gaza

"Saya ingin dibungkus dengan bendera yang sama"

Di sisi lain, sosok Aed Abu Amro yang terpotret apik dalam kamera Hassona mengalami luka di bagian kaki karena peluru tajam saat menyerukan protes di perbatasan utara Gaza.

Dikutip dari pemberitaan Aljazeera, Selasa (6/11/2018), Abu Amro mengaku rutin menyerukan protes setiap Jumat dan Senin bersama teman-temannya.

Pemuda ini mengaku tidak pergi protes hanya untuk diabadikan dalam sebuah foto. Namun, viralnya foto tersebut mendorong Abu Amro untuk terus berdemonstrasi.

"Kalau saya terbunuh, saya ingin dibungkus dengan bendera yang sama. Kami menuntut hak kami untuk kembali, dan memprotes martabat kami dan martabat generasi masa depan kami," kata Abu Amro kepada Al Jazeera.

Adapun sejak demonstrasi Great March of Return dimulai pada 30 Maret 2018, lebih dari 200 warga Palestina telah terbunuh dan ribuan lainnya terluka di sepanjang perbatasan Gaza-Israel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com