Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Terjadi Saat Tubuh Mengisap Satu Batang Rokok Setiap Hari

Kompas.com - 03/11/2023, 09:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seseorang mungkin berpikir mengisap satu batang rokok setiap hari memiliki risiko yang lebih kecil daripada orang yang menghabiskan banyak rokok dalam satu waktu.

Namun kenyataannya, penelitian membuktikan, meskipun hanya merokok satu batang saja tetap bisa menyebabkan kondisi kesehatan memburuk.

Lalu, apa yang akan terjadi jika seseorang merokok minimal satu batang rokok setiap hari?

Baca juga: Rokok Kretek Filter, Penyumbang Terbesar Kedua Garis Kemiskinan di Indonesia


Penyakit jantung

Penelitan yang diterbitkan dalam British Medical Journal (BMJ)  mengungkapkan, seseorang yang merokok satu batang sehari memiliki risiko sejumlah penyakit berbahaya. 

Dikutip dari Men's Health (26/1/2018), para peneliti mengamati 141 penelitian untuk mengetahui jumlah batang rokok yang diisap dan risiko penyakit bagi perokok tersebut.

Peneliti menemukan, laki-laki yang merokok satu batang rokok dalam sehari memiliki risiko 74 persen terkena penyakit jantung koroner dibandingkan bukan perokok.

Sementara mereka yang merokok 20 batang atau satu bungkus rokok sehari memiliki peluang dua kali lipat terkena penyakit jantung dibandingkan bukan perokok.

Baca juga: Bahaya Rokok bagi Kesehatan Reproduksi Wanita, Ini Penjelasan Dokter

Masalah otak dan stroke

Lansia yang mengalami stroke. Lansia yang mengalami stroke.
Di sisi lain, orang yang mengisap rokok setiap hari meskipun hanya satu batang rokok ternyata juga berpotensi mendapatkan masalah yang lebih parah di otaknya.

Seseorang yang merokok satu batang berkemungkinan 30 persen terkena stroke dibandingkan mereka yang tidak merokok.

Sementara, mereka yang mengisap 20 batang rokok atau satu bungkus rokok sehari memiliki risiko dua kali lipat terkena stroke dibandingkan bukan perokok.

Bahan kimia dalam asap rokok merusak struktur dan fungsi pembuluh darah, meningkatkan risiko arteriosklerosis, atau penumpukan plak lilin.

Kondisi ini seiring waktu menyebabkan penyempitan dan pengeraskan arteri. Gangguan di pembuluh darah arteri menyebabkan aliran darah terhambat dan berpotensi menyebabkan stroke.

Baca juga: Warganet Sebut Nikotin Rokok yang Menempel di Piring Sulit Hilang meski Dicuci Berkali-kali, Benarkah?

Memicu mutasi DNA penyebab kanker

Tak hanya itu, penelitian di Wellcome Trust Sanger Institute, Los Alamos National Laboratory menemukan orang yang merokok satu bungkus rokok setiap hari akan mengalami mutasi DNA di tubuhnya.

Dikutip dari Wellcome Sanger Institute, para peneliti menganalisis 5.000 kasus kanker. Mereka membandingkan kondisi yang dialami pasien yang merokok maupun mereka yang tidak pernah merokok tapi mengidap penyakit tersebut.

Hasilnya, ada sidik jari molekuler tertentu dari DNA yang rusak atau mengalami mutasi. Mutasi ini menyebabkan muncul tumor bahkan tumor ganas seperti kanker di paru-paru.

Merokok secara epidemiologis menyebabkan mutasi pada DNA sel. Mutasi ini menyebabkan timbul kanker. Rokok dikaitkan dengan paling tidak 17 jenis kanker pada manusia.

Tingkat mutasi DNA tertinggi ada pada paru-paru. Peneliti menemukan, merokok sebungkus rokok dalam sehari rata-rata menyebabkan 150 mutasi di sel paru-paru setiap tahun.

Mutasi di sel paru-paru menimbulkan kanker paru-paru. Namun, kanker juga bisa tumbuh di bagian tubuh lainnya.

Jumlah mutasi dalam sel kanker akan bervariasi antar individu. Meski begitu, para peneliti menyakini mutasi sel tambah besar berkat adanya tembakau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Mengenal Suku Awyu dan Moi, Sosok di Balik Seruan 'All Eyes on Papua'

Mengenal Suku Awyu dan Moi, Sosok di Balik Seruan "All Eyes on Papua"

Tren
Apa Tandanya jika Kucing Peliharaan Mengeluarkan Liur Berlebihan?

Apa Tandanya jika Kucing Peliharaan Mengeluarkan Liur Berlebihan?

Tren
Bantuan 'Rice Cooker' Gratis dari Pemerintah Masih Berlanjut, Siapa Penerimanya?

Bantuan "Rice Cooker" Gratis dari Pemerintah Masih Berlanjut, Siapa Penerimanya?

Tren
Ini yang Terjadi jika Tapera Tetap Dilanjutkan

Ini yang Terjadi jika Tapera Tetap Dilanjutkan

Tren
Klaim Kacamata di BPJS Kesehatan, Benarkah Tak Bisa Pilih Model Frame?

Klaim Kacamata di BPJS Kesehatan, Benarkah Tak Bisa Pilih Model Frame?

Tren
Media Asing Soroti Mundurnya Kepala-Wakil Kepala Otorita IKN, Singgung Kurang Dana dan Sulitnya Tarik Investor

Media Asing Soroti Mundurnya Kepala-Wakil Kepala Otorita IKN, Singgung Kurang Dana dan Sulitnya Tarik Investor

Tren
7 Buah Tinggi Serat yang Baik untuk Kesehatan Pencernaan, Apa Saja?

7 Buah Tinggi Serat yang Baik untuk Kesehatan Pencernaan, Apa Saja?

Tren
Cara Daftar Akun Mobile JKN, Akses Layanan BPJS Kesehatan Lebih Mudah secara Online

Cara Daftar Akun Mobile JKN, Akses Layanan BPJS Kesehatan Lebih Mudah secara Online

Tren
Israel Utara Dilahap Api Setelah Hezbollah Tembakkan 40 Skuadron Drone

Israel Utara Dilahap Api Setelah Hezbollah Tembakkan 40 Skuadron Drone

Tren
Kepala Otorita IKN Bambang Susantono Mundur, Tinggalkan Gaji Rp 172 Juta Per Bulan

Kepala Otorita IKN Bambang Susantono Mundur, Tinggalkan Gaji Rp 172 Juta Per Bulan

Tren
Kelompok yang Dapat dan Tidak Dapat Subsidi Listrik per Juni 2024 serta Tarifnya

Kelompok yang Dapat dan Tidak Dapat Subsidi Listrik per Juni 2024 serta Tarifnya

Tren
5 Fakta Kasus Pembunuhan Bocah yang Ditemukan di Lubang Galian Air di Bekasi

5 Fakta Kasus Pembunuhan Bocah yang Ditemukan di Lubang Galian Air di Bekasi

Tren
Cara Cek Apakah Sudah Jadi Peserta Tapera di Situs sitara.tapera.go.id

Cara Cek Apakah Sudah Jadi Peserta Tapera di Situs sitara.tapera.go.id

Tren
Resmi, Inilah Daftar Pinjol Legal dan Ilegal per Juni 2024

Resmi, Inilah Daftar Pinjol Legal dan Ilegal per Juni 2024

Tren
BMKG Ungkap Sejumlah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada Awal Musim Kemarau

BMKG Ungkap Sejumlah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada Awal Musim Kemarau

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com