Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Internasional Soroti Gibran Jadi Bacawapres: Nepotisme, Dinasti Politik, dan Cedera Proses Demokrasi

Kompas.com - 23/10/2023, 12:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka yang diusung sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) 2024 mendampingi Prabowo Subianto, mendapat sorotan media Internasional.

Sebagian besar media memberitakan pemilihan Gibran sebagai cawapres 2024 merupakan bagian dari nepotisme dan upaya membangun dinasti politik yang dapat merusak proses demokrasi.

Berikut ulasan media asing yang menyoroti pencalonan Gibran sebagai cawapres pada Pilpres 2024:

1. AP News: Prabowo membutuhkan Jokowi

Dalam artikel berjudul "Indonesia’s leading presidential hopeful picks Widodo’s son to run for VP in 2024 election", Minggu (22/10/2023), AP News memberitakan pencalonan anak sulung Presiden Jokowi sebagai cawapres pada Pilpres 2024.

Keputusan itu diumumkan oleh Mantan Jenderal Pasukan Khusus yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, Minggu.

AP News juga menyinggung usia Gibran yang masih terbilang muda, yakni 36 tahun. Usia itu sempat menjadi hambatan Gibran untuk maju pada kontestasi Pilpres 2024 karena syarat batas minimal usia pencalonan diri adalah 40 tahun.

Namun, Mahkamah Konstitusi (MK), yang diketuai oleh ipar Presiden, membuat keputusan yang memungkinkan mereka yang belum berusia 40 tahun tapi pernah menjabat atau terpilih sebagai pemimpin daerah untuk mencalonkan diri pada Pilpres 2024.

Keputusan itu menuai kontroversi karena membuka jalan bagi Gibran untuk terlibat di kontestasi Pilpres 2024. Para ahli mengkritik bahwa putusan itu telah mencederai proses demokrasi.

Peneliti di Centre for Strategic and International Studies, Dominique Nicky Fahrizal mengatakan, elektabilitas Jokowi masih sangat tinggi sehingga dibutuhkan oleh Prabowo dalam mendulang suara pada Pilpres 2024. 

Pasangan Prabowo-Gibran diberitakan berjanji akan melanjutkan agenda-agenda Jokowi sebagai upayanya meraih simpati dan dukungan Jokowi.

Di sisi lain, Jokowi yang sudah menjadi Presiden Indonesia selama 2 periode itu ingin penggantinya bisa melanjutkan agenda-agendanya.

"Jokowi membutuhkan skenario untuk melanjutkan apa yang telah direncanakan oleh pemerintahannya," kata Fahrizal.

"Dia ingin penggantinya adalah orang yang dia pilih," imbuh dia.

Baca juga: Beda Sikap Gibran soal Cawapres 2024, Sempat Akui Belum Pantas, Kini Maju Bersama Prabowo

2. ABC News: Pemilihan merusak demokrasi

ABC News melalui artikel berjudul "Indonesia's leading presidential hopeful picks Widodo's son to run for VP in 2024 election", Minggu (22/10/2023), menggarisbawahi pemilihan putra Presiden Jokowi sebagai cawapres 2024 dapat merusak proses demokrasi Indonesia.

Pendapat itu keluar dari para ahli setelah keluarnya hasil putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal batas usia minimal syarat pencalonan diri sebagai capres-cawapres 2024.

Putusan itu juga mendapat kritik karena dinilai merupakan upaya dari tindak nepotisme.

3. Asia News Network: Soroti dinasti politik

Pengusungan Gibran sebagai bakal cawapres Prabowo diberitakan oleh Asia News Network dalam artikel berjudul "Defence Minister Prabowo to run for Indonesia president with Jokowi’s son Gibran as V-P", Minggu (22/10/2023).

Dalam artikel itu, disebutkan bahwa pengumuman Gibran sebagai bakal cawapres Prabowo menuai kritik.

Jokowi dinilai tengah membangun politik dinasti sebelum masa jabatannya sebagai presiden habis pada 2024.

Dugaan ini menguat usai adanya putusan MK yang dipimpin oleh ipar Jokowi, Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman. Putusan ini mengizinkan Gibran untuk ikut serta dalam pemilihan presiden.

Di saat yang sama, keluarga Jokowi yang ikut terjun ke politik adalah putra bungsunya, Kaesang Pangarep (28) yang kini menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) setelah beberapa hari bergabung dengan partai tersebut.

Sementara menantunya, Bobby Nasution (32) menjabat sebagai wali kota Medan, Sumatera Utara.

Baca juga: Siapa Sutan Sjahrir? Tokoh Politik Muda yang Dikaitkan dengan Pencalonan Gibran sebagai Cawapres

4. The Straits Times: dinasti politik Jokowi sebelum lengser

Melalui artikel berjudul"Defence Minister Prabowo to run for Indonesia president with Jokowi’s son Gibran as V-P", Minggu (22/10/2023), The Straits Times menyoroti pencalonan Gibran sebagai upaya mendirikan dinasti politik.

Setelah anak sulungnya diumumkan menjadi bakal cawapres 2024, Presiden Jokowi mendapat banyak kritik karena dianggap tengah membangun dinasti politik sebelum dirinya lengser pada 2024.

Namun, saat ditanya soal politik dinasti, Presiden Jokowi hanya menjawab dengan kalimat, "Biar rakyat yang memilih," kata dia.

Nantinya, lebih dari 204 juta pemilih memenuhi syarat akan memberikan suara mereka pada 14 Februari 2024.

Adapun capres-cawapres 2024 yang maju dalam kontestasi Pilpres 2024, yaitu Prabowo Subianto-Gibran, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dan Anis Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Motif Ibu di Tangsel Rekam Video Cabuli Anak Sendiri, Mengaku Diancam dan Dijanjikan Rp 15 Juta

Motif Ibu di Tangsel Rekam Video Cabuli Anak Sendiri, Mengaku Diancam dan Dijanjikan Rp 15 Juta

Tren
Perang Balon Berlanjut, Pembelot Korea Utara Ancam Kirim 5.000 USB Berisi Drama Korea Selatan

Perang Balon Berlanjut, Pembelot Korea Utara Ancam Kirim 5.000 USB Berisi Drama Korea Selatan

Tren
Terdampak Balon Isi Sampah dari Korut, Warga Korsel Bingung Minta Ganti Rugi ke Siapa

Terdampak Balon Isi Sampah dari Korut, Warga Korsel Bingung Minta Ganti Rugi ke Siapa

Tren
Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Tren
Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Tren
Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Tren
Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Tren
Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Tren
Heboh Orang Ngobrol dengan Layar Bioskop di Grand Indonesia, Netizen: Sebuah Trik S3 Marketing dari Lazada Ternyata

Heboh Orang Ngobrol dengan Layar Bioskop di Grand Indonesia, Netizen: Sebuah Trik S3 Marketing dari Lazada Ternyata

BrandzView
Pelari Makassar Meninggal Diduga 'Cardiac Arrest', Kenali Penyebab dan Faktor Risikonya

Pelari Makassar Meninggal Diduga "Cardiac Arrest", Kenali Penyebab dan Faktor Risikonya

Tren
Respons MUI, Muhammadiyah, dan NU soal Izin Usaha Tambang untuk Ormas

Respons MUI, Muhammadiyah, dan NU soal Izin Usaha Tambang untuk Ormas

Tren
Cara Mengurus Pembuatan Sertifikat Tanah, Syarat dan Biayanya

Cara Mengurus Pembuatan Sertifikat Tanah, Syarat dan Biayanya

Tren
Mengenal Teori Relativitas Albert Einstein, di Mana Ruang dan Waktu Tidaklah Mutlak

Mengenal Teori Relativitas Albert Einstein, di Mana Ruang dan Waktu Tidaklah Mutlak

Tren
Ahli Klaim Pecahkan Misteri Lokasi Lukisan Mona Lisa Dibuat, Ini Kotanya

Ahli Klaim Pecahkan Misteri Lokasi Lukisan Mona Lisa Dibuat, Ini Kotanya

Tren
Gaji Ke-13 PNS Cair Mulai Hari Ini, Cek Penerima dan Komponennya!

Gaji Ke-13 PNS Cair Mulai Hari Ini, Cek Penerima dan Komponennya!

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com