Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Hujani Gaza dengan 6.000 Bom, ICRC: RS Bisa Berubah Jadi Kamar Mayat

Kompas.com - 13/10/2023, 12:30 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Israel secara intensif masih melancarkan serangan ke Jalur Gaza, Palestina memasuki hari keenam perang melawan Hamas.

Israel terus membombardir Gaza sebagai balasan atas serangan kelompok militan Palestina tersebut pada Sabtu (7/10/2023).

Al Jazeera memberitakan, Israel telah menghujani Gaza dengan 6.000 bom seberat 4.000 ton dalam kurun waktu enam hari terakhir.

Berdasarkan laporan Israel pada Kamis (12/10/2023), bom yang dijatuhkan telah menewaskan sekitar 1.400 orang.

"Para pejabat di Gaza mengatakan bahwa korban tewas termasuk 447 anak-anak, 248 wanita, dan 10 petugas kesehatan. Lebih dari 150 orang tewas pada hari Kamis saja," ujar Al Jazeera dalam laporannya.

Baca juga: Siapa Mohammed Deif, Komandan Hamas yang Disebut Otak Serangan ke Israel?

Ratusan ribu warga Palestina mengungsi

Serangan Israel yang terjadi secara bertubi-tubi meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya bencana kemanusiaan di Gaza.

Gaza yang menjadi rumah bagi 2,3 juta jiwa kini luluh lantah akibat serangan Israel yang membuat 338.000 warga Palestina meninggalkan tempat tinggalnya dan mengungsi.

Di sisi lain, Kementerian Kesehatan Palestina juga mencatat 31 orang dilaporkan tewas dan 600 orang mengalami luka di Tepi Barat, wilayah yang juga diduduki Israel.

Sementara Israel menyampaikan, sekitar 1.300 orang tewas setelah Hamas melancarkan serangan ke Israel bagian selatan.

Tak hanya itu, kelompok tersebut juga menawan sekitar 100 orang pada Sabtu.

Baca juga: Israel Sebut Pengepungan Gaza Baru Saja Dimulai, Hamas Siap Skenario Perang Panjang

Israel masih putus aliran listrik dan air

Selain membombardir Gaza, Israel masih memutus aliran air dan listrik di Gaza. Wilayah tersebut juga terisolasi dari suplai makanan, obat-obatan, dan bahan bakar.

Serangan Israel yang terus-menerus dikhawatirkan mengubah rumah sakit (RS) menjadi "kamar mayat", menurut Komite Palang Merah Internasional (ICRC).

Hal tersebut dikarenakan warga sipil yang terluka parah, termasuk bayi, dilarikan ke bangsal-bangsal yang penuh sesak, di mana tempat tidur dan persediaan medis hampir habis.

"Ketika Gaza kehilangan listrik, rumah sakit juga kehilangan listrik, membuat bayi yang baru lahir di inkubator dan pasien lanjut usia yang membutuhkan oksigen menjadi berisiko," ujar Direktur regional ICRC Fabrizio Carboni.

Baca juga: Alasan Militan Palestina Hamas Serang Israel, Korban Tewas 250 Orang

Serangan Israel rusak masjid dan sekolah

Di samping permukiman, serangan Israel yang bertubi-tubi di Gaza turut menghancurkan masjid dan sekolah.

The Guardian melaporkan, sebelas masjid dan 90 sekolah mengalami kerusakan akibat serangan yang menargetkan Gaza.

"Sebelas masjid menjadi sasaran dan hancur, sementara tujuh gereja dan masjid mengalami kerusakan," ujar Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (OCHA) dalam keterangannya.

Badan tersebut menambahkan, fasilitas air dan sanitasi juga terkena dampak serangan Israel.

Sejak perang Israel vs Hamas dimulai, enam sumur air, tiga stasiun pompa air, satu penampungan air, dan satu pabrik desalinasi yang melayani lebih dari 1.100.000 orang telah rusak akibat serangan udara.

Baca juga: Perbandingan Kekuatan Israel Vs Hamas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

Tren
Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Tren
Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Tren
Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Tren
Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

Tren
Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com