Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Swipe" ke Kanan untuk Pekerjaan, Kaum Muda di China Ubah Tinder Jadi Bursa Kerja

Kompas.com - 01/10/2023, 20:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kaum muda di China berbondong-bondong memanfaatkan platform biro jodoh online Tinder menjadi tempat mencari pekerjaan.

Tren tak biasa ini marak diikuti lulusan muda yang kesulitan mendapatkan pekerjaan melalui cara konvensional, seperti via email serta bursa kerja atau situs lowongan kerja.

Dilansir dari Insider, Kamis (21/9/2023), insiden ini bermula sejak LinkedIn, jejaring sosial untuk bisnis dan karier, memutuskan hengkang dari negara tersebut.

Layanan dengan nama inCarer di China ini resmi tutup, bahkan memutuskan hubungan kerja massal pada 9 Agustus 2023.

Pada 8 Mei lalu, CEO LinkedIn Ryan Roslansky mengungkapkan, penutupan dikarenakan telah terjadi pergeseran perilaku pelanggan dan pertumbuhan pendapatan yang lebih lambat.

"Saat kami memandu LinkedIn melalui lanskap yang berubah dengan cepat ini, kami membuat perubahan pada Organisasi Bisnis Global dan strategi kami di China yang akan mengakibatkan pengurangan pekerjaan bagi 716 karyawan," katanya, diberitakan CNN, Selasa (9/5/2023).

Di sisi lain, kondisi ini turut menyulitkan banyak lulusan baru serta profesional muda yang masih belum mendapatkan pekerjaan.

Belum lagi, menurut data Biro Statistik Nasional, tingkat pengangguran kaum muda di China mencapai titik tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 21,3 persen pada Juni lalu.

Baca juga: Ada Batas Usia Maksimal di Lowongan Kerja, Kemenaker: Tak Ada Larangan bagi Perusahaan


Tinder bantu pemuda mendapatkan pekerjaan

Dikutip dari Sixth Tone, Kamis (14/9/2023), seorang lulusan Peking University, Beijing, dengan marga Xing mengatakan, aplikasi kencan Tinder sangat membantu secara profesional.

Sebab, teman kencannya tak segan memberikan tips mengenai cara mendapatkan magang di perusahaan tempatnya bekerja.

Platform biro jodoh ini juga dapat digunakan untuk melacak peluang kerja, termasuk di lokasi kerja calon teman kencan.

Sementara itu, seorang lulusan fesyen berusia 22 tahun dari Beijing menceritakan, dirinya telah melamar ke lebih dari 30 posisi dengan cara konvensional, tetapi berakhir sia-sia.

Hampir putus asa, orang dengan nama panggilan Songsong ini akhirnya mengunggah swafoto di aplikasi Tinder dan menulis sebuah pesan yang menyuratkan butuh pekerjaan.

"Apa ada yang butuh pekerja? Saya sedang mencari kerja. Silakan pekerjakan saya," tulis pesan tersebut.

Lulusan baru ini tidak menerangkan apakah usahanya membuahkan hasil. Namun, orang lain terlihat menyukai ide itu.

"Saya hanya berpikir, 'Mengapa saya tidak mengiklankan diri saya di sini agar lebih terekspos?'" kata Sonsong.

Bahkan, seorang pengguna di media sosial dan platform perdagangan elektronik asal China, Xiaohongshu, ikut mengunggah tips mencari pekerjaan di Tinder pada Juni 2023.

Unggahan tersebut menampilkan enam tips, termasuk saran agar pengguna hanya mencari pria dari industri tertentu yang mereka minati.

Tips lainnya, pengguna diimbau untuk memulai percakapan dengan menanyakan pekerjaan teman kencan, dan secara bertahap berbagi cerita perjuangan sebelum akhirnya meminta saran darinya.

Baca juga: Ramai soal Jejak Media Sosial Ikut Tentukan Seseorang Dapat Kerja atau Tidak, Ini Kata Konsultan Karier

Melanggar kebijakan Tinder

Kendati dinilai membantu pencari kerja, Juru Bicara Tinder mengatakan bahwa perilaku ini berpotensi melanggar pedoman komunitas platform.

"Pedoman memperkuat kebijakan kami bahwa pengguna harus menggunakan Tinder untuk menjalin hubungan pribadi, bukan hubungan bisnis," kata juru bicara Tinder kepada Sixth Tone.

Dia menegaskan, Tinder bukanlah tempat untuk mempromosikan bisnis maupun mencoba menghasilkan uang.

"Pengguna tidak boleh mengiklankan, mempromosikan, atau membagikan akun dan tautan media sosial untuk mendapatkan pengikut, menjual barang, menggalang dana, atau berkampanye," terang Tinder.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com