Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

114 Orang Tewas, Mengapa Kebakaran di Pesta Pernikahan Irak Mematikan?

Kompas.com - 29/09/2023, 13:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kebakaran terjadi saat pesta pernikahan di Distrik Al-Hamdaniya, Provinsi Nineveh, Irak pada Selasa (26/9/2023) malam waktu setempat.

Akibat kejadian ini, lebih dari 100 orang meninggal dunia sementara 150 orang lainnya luka-luka. Jumlah korban jiwa masih dapat bertambah.

Diberitakan Kompas.com, Rabu (27/9/2023), kebakaran terjadi akibat kembang api yang dinyalakan saat acara pernikahan. Kembang api ini memicu kebakaran di aula acara.

Kebakaran menyebabkan beberapa bagian plafon aula runtuh. Kondisi ini terjadi karena bahan konstruksi bangunan mudah terbakar, berbiaya rendah, dan tidak memenuhi standar keamanan.

Lantas, mengapa kebakaran di pesta pernikahan Irak sangat mematikan?

Baca juga: Tewaskan 110 Orang, Mengapa Kebakaran Hutan di Maui Hawaii Begitu Mematikan?


Kondisi bangunan

Seorang pejabat pertahanan sipil Irak mengungkapkan, bagian luar aula pernikahan yang terbakar tertutup dengan lapisan dindng “panel sandwich” yang mudah terbakar dan harganya murah.

Dikutip dari Al Jazeera (28/9/2023), para ahli mengatakan panel sandwich yang murah tidak memenuhi standar keselamatan. Hal tersebut sangat berbahaya pada bangunan.

Panel ini juga tidak mampu memperlambat atau menghentikan kebakaran. Akibatnya, kondisi ini diduga berkontribusi terhadap besarnya kobaran api.

Selain itu, panel serupa sering menyebabkan kebakaran mematikan lain di Irak. Pemasangan panel yang tidak berstandar ini merupakan tindakan ilegal di Irak.

Di sisi lain, kebakaran diperparah oleh gas beracun yang muncul saat panel plastik Ecobond yang juga digunakan pada bangunan tersebut terbakar.

Panel ini sangat mudah terbakar dan melanggar standar keselamatan sebuah bangunan.

Baca juga: Mengapa Gempa Maroko Sebabkan Kerusakan Besar dan Ribuan Korban Jiwa?

Tidak memenuhi standar keamanan

Lebih lanjut, Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Saad Maan mengatakan, laporan forensik yang dilakukan mengungkapkan tempat pernikahan tersebut kurang menerapkan langkah-langkah keselamatan dan keamanan.

Gedung aula tersebut tidak memiliki pintu keluar darurat. Sementara peralatan untuk memadamkan api juga tidak disediakan.

Dilansir dari South China Morning Post (28/9/2023), keselamatan publik yang lemah termasuk hal yang sering terjadi di Irak.

Kondisi ini muncul karena negara tersebut melemah akibat konflik berulang sejak invasi AS pada 2003.

Pelayanan publik juga terganggu akibat banyak kasus korupsi. Ini membuat hanya sedikit pejabat senior yang dapat dimintai pertanggungjawaban.

Saat ini, investigasi terus dilakukan. Pasukan keamanan telah menangkap lebih dari selusin orang yang berkaitan dengan pengoperasian aula pernikahan tersebut. 

Baca juga: Keanehan Gempa Maroko Menurut Ahli: Titik Gempa Jarang Aktif

Penyebab utama cedera dan kematian korban

Dilansir dari Al Jazeera (27/9/2023), Kementerian Kesehatan Irak mengungkapkan mayoritas korban menderita cedera berupa luka bakar dan sesak napas.

Pejabat kesehatan provinsi setempat, Ahmed Dubardani mengatakan korban meninggal paling banyak akibat mengalami luka bakar total di seluruh tubuhnya.

Sementara korban lainnya mengalami luka bakar 50 hingga 60 persen.

Korban luka-luka menjalani perawatan di rumah sakit Niniwe dan Kurdi di wilayah Irak utara. Pihak militer bahkan akan membawa beberapa korban ke kota tetangga, Baghdad.

Pemerintah telah memerintahkan inspeksi darurat terhadap tempat-tempat pertemuan publik yang besar seperti hotel, sekolah, dan rumah sakit untuk mencegah kejadian serupa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

7 Buah Tinggi Serat yang Baik untuk Kesehatan Pencernaan, Apa Saja?

7 Buah Tinggi Serat yang Baik untuk Kesehatan Pencernaan, Apa Saja?

Tren
Cara Daftar Akun Mobile JKN, Akses Layanan BPJS Kesehatan Lebih Mudah secara Online

Cara Daftar Akun Mobile JKN, Akses Layanan BPJS Kesehatan Lebih Mudah secara Online

Tren
Israel Utara Dilahap Api Setelah Hezbollah Tembakkan 40 Skuadron Drone

Israel Utara Dilahap Api Setelah Hezbollah Tembakkan 40 Skuadron Drone

Tren
Kepala Otorita IKN Bambang Susantono Mundur, Tinggalkan Gaji Rp 172 Juta Per Bulan

Kepala Otorita IKN Bambang Susantono Mundur, Tinggalkan Gaji Rp 172 Juta Per Bulan

Tren
Kelompok yang Dapat dan Tidak Dapat Subsidi Listrik per Juni 2024 serta Tarifnya

Kelompok yang Dapat dan Tidak Dapat Subsidi Listrik per Juni 2024 serta Tarifnya

Tren
5 Fakta Kasus Pembunuhan Bocah yang Ditemukan di Lubang Galian Air di Bekasi

5 Fakta Kasus Pembunuhan Bocah yang Ditemukan di Lubang Galian Air di Bekasi

Tren
Cara Cek Apakah Sudah Jadi Peserta Tapera di Situs sitara.tapera.go.id

Cara Cek Apakah Sudah Jadi Peserta Tapera di Situs sitara.tapera.go.id

Tren
Resmi, Inilah Daftar Pinjol Legal dan Ilegal per Juni 2024

Resmi, Inilah Daftar Pinjol Legal dan Ilegal per Juni 2024

Tren
BMKG Ungkap Sejumlah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada Awal Musim Kemarau

BMKG Ungkap Sejumlah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada Awal Musim Kemarau

Tren
Penyebab dan Gejala Meningitis yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sakit Kepala

Penyebab dan Gejala Meningitis yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sakit Kepala

Tren
Deretan Negara yang Tak Menerima Warga Israel, Terbaru Maladewa

Deretan Negara yang Tak Menerima Warga Israel, Terbaru Maladewa

Tren
Daftar Peserta dan Jadwal Lengkap Euro 2024

Daftar Peserta dan Jadwal Lengkap Euro 2024

Tren
Sebelum Mundur dari Kepala Otorita IKN, Bambang Pernah Curhat Tak Digaji 11 Bulan

Sebelum Mundur dari Kepala Otorita IKN, Bambang Pernah Curhat Tak Digaji 11 Bulan

Tren
Alasan Pakaian Astronot Selalu Berwarna Putih, Ini Fungsinya

Alasan Pakaian Astronot Selalu Berwarna Putih, Ini Fungsinya

Tren
BPJS Kesehatan Jadi Syarat Membuat dan Memperpanjang SIM mulai 1 Juli 2024

BPJS Kesehatan Jadi Syarat Membuat dan Memperpanjang SIM mulai 1 Juli 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com