KOMPAS.com - Kebakaran terjadi saat pesta pernikahan di Distrik Al-Hamdaniya, Provinsi Nineveh, Irak pada Selasa (26/9/2023) malam waktu setempat.
Akibat kejadian ini, lebih dari 100 orang meninggal dunia sementara 150 orang lainnya luka-luka. Jumlah korban jiwa masih dapat bertambah.
Diberitakan Kompas.com, Rabu (27/9/2023), kebakaran terjadi akibat kembang api yang dinyalakan saat acara pernikahan. Kembang api ini memicu kebakaran di aula acara.
Kebakaran menyebabkan beberapa bagian plafon aula runtuh. Kondisi ini terjadi karena bahan konstruksi bangunan mudah terbakar, berbiaya rendah, dan tidak memenuhi standar keamanan.
Lantas, mengapa kebakaran di pesta pernikahan Irak sangat mematikan?
Baca juga: Tewaskan 110 Orang, Mengapa Kebakaran Hutan di Maui Hawaii Begitu Mematikan?
Seorang pejabat pertahanan sipil Irak mengungkapkan, bagian luar aula pernikahan yang terbakar tertutup dengan lapisan dindng “panel sandwich” yang mudah terbakar dan harganya murah.
Dikutip dari Al Jazeera (28/9/2023), para ahli mengatakan panel sandwich yang murah tidak memenuhi standar keselamatan. Hal tersebut sangat berbahaya pada bangunan.
Panel ini juga tidak mampu memperlambat atau menghentikan kebakaran. Akibatnya, kondisi ini diduga berkontribusi terhadap besarnya kobaran api.
Selain itu, panel serupa sering menyebabkan kebakaran mematikan lain di Irak. Pemasangan panel yang tidak berstandar ini merupakan tindakan ilegal di Irak.
Di sisi lain, kebakaran diperparah oleh gas beracun yang muncul saat panel plastik Ecobond yang juga digunakan pada bangunan tersebut terbakar.
Panel ini sangat mudah terbakar dan melanggar standar keselamatan sebuah bangunan.
Baca juga: Mengapa Gempa Maroko Sebabkan Kerusakan Besar dan Ribuan Korban Jiwa?
Lebih lanjut, Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Saad Maan mengatakan, laporan forensik yang dilakukan mengungkapkan tempat pernikahan tersebut kurang menerapkan langkah-langkah keselamatan dan keamanan.
Gedung aula tersebut tidak memiliki pintu keluar darurat. Sementara peralatan untuk memadamkan api juga tidak disediakan.
Dilansir dari South China Morning Post (28/9/2023), keselamatan publik yang lemah termasuk hal yang sering terjadi di Irak.
Kondisi ini muncul karena negara tersebut melemah akibat konflik berulang sejak invasi AS pada 2003.
Pelayanan publik juga terganggu akibat banyak kasus korupsi. Ini membuat hanya sedikit pejabat senior yang dapat dimintai pertanggungjawaban.
Saat ini, investigasi terus dilakukan. Pasukan keamanan telah menangkap lebih dari selusin orang yang berkaitan dengan pengoperasian aula pernikahan tersebut.
Baca juga: Keanehan Gempa Maroko Menurut Ahli: Titik Gempa Jarang Aktif
Dilansir dari Al Jazeera (27/9/2023), Kementerian Kesehatan Irak mengungkapkan mayoritas korban menderita cedera berupa luka bakar dan sesak napas.
Pejabat kesehatan provinsi setempat, Ahmed Dubardani mengatakan korban meninggal paling banyak akibat mengalami luka bakar total di seluruh tubuhnya.
Sementara korban lainnya mengalami luka bakar 50 hingga 60 persen.
Korban luka-luka menjalani perawatan di rumah sakit Niniwe dan Kurdi di wilayah Irak utara. Pihak militer bahkan akan membawa beberapa korban ke kota tetangga, Baghdad.
Pemerintah telah memerintahkan inspeksi darurat terhadap tempat-tempat pertemuan publik yang besar seperti hotel, sekolah, dan rumah sakit untuk mencegah kejadian serupa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.