Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rutin Olahraga tapi Tak Diimbangi Pola Makan Sehat, Apa Bahayanya?

Kompas.com - 29/09/2023, 07:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rutin olahraga dan mengonsumsi makanan bernutrisi dapat membantu menjaga kesehatan tubuh.

Kedua kebiasaan itu juga dapat menurunkan berat badan bagi mereka yang tengah melakukan program diet.

Dalam jangka panjang, olahraga dan makan makanan bernutrisi mampu mengontrol berat badan.

Namun, bagaimana jika kita hanya rutin berolahraga tanpa diimbangi dengan mengonsumsi makanan-makanan sehat?

Bahaya olahraga tanpa makan sehat

Olahraga merupakan cara terbaik untuk menjaga stamina dan kesehatan tubuh.

Namun, sebuah penelitian menunjukkan bahwa diet yang fokus pada olahraga tanpa konsumsi makanan sehat dan bernutrisi memiliki dampak buruk bagi kesehatan.

Dikutip dari CNN, peneliti menemukan bahwa mereka yang berolahraga secara teratur tetapi makan apa saja yang mereka inginkan memiliki risiko kematian yang lebih besar dibandingkan dengan orang yang berolahraga dan mengonsumsi makanan sehat.

Hal ini disebabkan oleh komposisi lemak dalam tubuhnya.

Umumnya, mereka yang berolahraga tapi makan sembarangan memiliki badan "kurus tapi sebenarnya gemuk".

Istilah kontrakdiktif itu menunjukkan kondisi ketika seseorang terlihat langsing namun memiliki kadar lemak tubuh yang tinggi.

Kondisi ini mungkin terjadi pada mereka yang rutin berolahraga di gym. Mereka umumnya akan memiliki sedikit lemak subkutan, lemak yang berada tepat di bawah kulit, tetapi memiliki lebih banyak lemak visceral atau lemak perut.

Lapisan lemak visceral ini tidak terlalu terlihat karena membungkus organ-organ tubuh Anda.

Baca juga: Alasan Berat Badan Turun Drastis padahal Makan Banyak dan Faktor Risikonya

Tingkatkan risiko stroke

Ahli fisiologi olahraga dan profesor kesehatan dan kinerja manusia di High Point University di North Carolina, Colin Carriker mengatakan, lemak visceral lebih berbahaya daripada lapisan luar lemak yang Anda lihat.

Penumpukan lemak visceral terjadi karena mengonsumsi makanan olahan yang tinggi gula, garam, dan karbohidrat.

Lapisan lemak visceral ini dapat menyebabkan risiko yang sama dengan mereka yang mengalami obesitas.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com