"(Xinyi) telah berkomitmen untuk membangun pabrik pengolahan pasir kuarsa senilai 11,5 miliar dollar AS di kawasan tersebut," sambungnya.
CNA juga menyoroti pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebutkan bahwa pemerintah berencana menyediakan tanah dan rumah bagi masyarakat Rempang sebagai kompensasi agar mereka mau pindah.
"Namun hal ini tidak dikomunikasikan dengan baik kepada masyarakat. Jadi, ini menjadi masalah," ujar Jokowi, sebagaimana dikutip CNA.
Baca juga: Profil Pulau Rempang Kepulauan Riau yang Seluruh Warganya Akan Digusur
Media asal Malaysia, The Star, menyoroti ucapan Jokowi yang mengatakan bahwa bentrok di Rempang hanyalah masalah komunikasi.
Menurut Jokowi, masyarakat setempat telah menyetujui kesepakatan penggusuran.
Masyarakat Rempang disebut setuju mendapat kompensasi berupa sebidang tanah seluas 500 meter persegi ditambah sebuah rumah seluas 45 meter persegi.
"Namun, karena komunikasi yang buruk, (proyek kota ramah lingkungan tiba-tiba menjadi masalah," kata Jokowi, sebagaimana dikutip The Star.
Tak hanya itu, media tersebut juga mencuplik sikap Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) yang mengutuk penangkapan puluhan warga di Rempang dan kekerasan yang dilakukan aparat ketika demonstrasi.
YLBHI menyebutkan, peristiwa tersebut merupakan bagian dari tren represi negara yang terus meningkat untuk membasmi perlawanan terhadap proyek-proyek strategis nasional.
Baca juga: Siswa Jadi Korban Gas Air Mata Saat Bentrokan di Rempang, Polisi: Terbawa Angin
Taipei Times menjadi media asing lain yang ikut memberitakan bentrok antara masyarakat Rempang dengan aparat.
Media ini menuliskan, sebanyak 200 personil dari polisi anti huru-hara dan Brimob diterjunkan ke Rempang untuk penanganan situasi.
"Mereka berasal dari Brimob Provinsi Riau. Pengerahan ini untuk menciptakan keamanan," ujar Kabid Humas Polda Kepri Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad, sebagaimana dikutip Taipei Times.
"Ini adalah langkah pencegahan untuk .menjaga keamanan karena Batam, Kepulauan Riau, sangat strategis (bagi) orang untuk berbisnis dan berinvestasi," sambungnya.
Di sisi lain, Taipei Times juga menggarisbawahi pernyataan pemerintah Indonesia yang mengeklaim pengembangan Rempang Eco City dapat menciptakan puluhan ribu lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
"Proyek ini bertujuan untuk menarik lebih dari 300.000 pekerjaan pada tahun 2080," tulis Taipei Times.
Baca juga: Mengenal Rempang Eco City, Proyek yang Picu Bentrokan Warga Vs Aparat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.