Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran di Bromo Akhirnya Padam, Bisakah Rumput di Savana Tumbuh Lagi?

Kompas.com - 15/09/2023, 21:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kebakaran yang terjadi di bukit savana Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Jawa Timur sejak Rabu (6/9/2023) akhirnya padam pada Rabu (13/9/2023).

Padamnya kebakaran di bukit savana TNBTS tersebut berkat upaya bersama dari berbagai elemen masyarakat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Kemarin (Rabu) sudah padam semua, sebelum hujan. (Padam) jam 5 sore insya Allah, " ucap Kepala BPBD Kabupaten Probolinggo Oemar Syarif, dikutip dari Kompas.com, Kamis (14/9/2023).

Meski begitu, pihaknya akan terus mewaspadai kemungkinan adanya titik api baru di padang rumput tersebut.

Diketahui, kebakaran di  Bromo terjadi akibat penggunaan flare saat aktivitas pemotratan foto prewedding. Manajer wedding organizer (WO) berinisial AWEW (41) ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kebakaran ini.

Baca juga: Viral, Video Embun Beku di Bromo, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Lantas, bisakah rumput di bukit savana Bromo kembali tumbuh pascakebakaran?


Baca juga: Ramai soal Gunung Bromo Berselimut Salju, Fenomena Apa Itu?

Upaya perbaikan setelah kebakaran Bromo

Kepala Bagian Tata Usaha TNBTS Septi Eka Wardani memastikan, rumput dan tanaman yang tumbuh di bukit savana Bromo bisa tumbuh kembali setelah kebakaran yang terjadi.

"Perbaikan ekosistem savana akan menggunakan suksesi alami. Insya Allah setelah hujan akan kembali tumbuh rumputnya," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (15/9/2023).

Septi mengungkapkan, perbaikan rumput di savana akan dilakukan menggunakan metode suksesi alami.

Sementara pepohonan yang terbakar akan diperbaiki melalui cara enrichment planting atau penyulaman pohon-pohon yang mati.

Menurutnya, suksesi alami merupakan perbaikan secara alami yang terjadi di padang rumput. Nantinya, rumput-rumput akan tumbuh sendiri tanpa bantuan manusia setelah hujan.

Sementara, enrichment planting berarti penanaman penyulaman. Metode ini dilakukan dengan menamani kembali pohon-pohon atau tanaman yang mati atau rusak karena kebakaran.

"Sekitar 500 ha (luas wilayah yang terdampak kebakaran)," tambahnya.

Baca juga: Kronologi Kebakaran di Bukit Teletubbies dan Informasi Penutupan Wisata Bromo...

Lama waktu perbaikan

Bukit Teletubbies Bromo Sewaktu Masih Hijau.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Bukit Teletubbies Bromo Sewaktu Masih Hijau.
Septi mengeklaim, tanah di bukit savana Bromo berada dalam kondisi baik-baik saja dan tidak ada kerusakan meski terjadi kebakaran.

"Insya Allah tetap subur apalagi abu dari vegetasi yang terbakar justru akan menjadi pupuk," tegasnya.

Menurutnya, diperkirakan butuh waktu dua hingga tiga bulan sampai bukit Bromo dapat kembali menghijau. Namun, kondisi ini terjadi terutama setelah turun hujan yang menyirami tumbuhan di sana.

"Bekas kebakaran (yang terjadi pada) tanggal 30 Agustus sudah ada yang mulai tumbuh tunas lho," lanjut dia.

Baca juga: Penjelasan Pengelola soal Razia di Lautan Pasir Bromo

Berkaca dari tanaman yang mulai tumbuh setelah kebakaran di Bromo pada Agustus tersebut, ia berharap wilayah padang rumput bisa mulai menghijau lagi.

"Jadi semoga 2-3 bulan setelah turun hujan bisa mulai menghijau lagi ya," imbuhnya.

Meski begitu, Septi enggan mengungkapkan berapa biaya yang dikeluarkan untuk menghijaukan bukit savana Bromo.

Sementara itu, lokasi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ditutup secara total sejak Rabu (10/9/2023) pukul 19.00 WIB sampai batas waktu yang belum ditentukan.

Septi juga belum bisa memastikan apakah pihaknya akan membuka taman nasional ini setelah rumput dan pepohonan di sana tumbuh kembali maupun waktu pasti pembukaannya.

Baca juga: Jadi Satu-satunya Tersangka Kebakaran di Bromo, Ini Peran Manajer WO Prewedding

Tanaman yang terdampak kebakaran

Terpisah, Kepala Balai Besar (BB) TNBTS Hendro Wijanarko mengatakan, kebakaran di Bromo menyebabkan rumput di padang rumputnya hangus.

Diberitakan Kompas.id, Selasa (12/9/2023), flora endemik juga terdampak akibat kebakaran yang terjadi. Adapun flora tersebut yakni rumput mlelo, edelwais, hingga anggrek tosari.

Sementara belum diketahui apakah ada fauna yang ikut terbakar dalam peristiwa tersebut.

Menurut dia, pihaknya baru akan menghitung kerugian setelah pemadaman tuntas, termasuk kerugian yang dialami oleh pelaku usaha.

 Baca juga: Puncak Musim Kemarau, Karhutla, dan Wilayah yang Berpotensi Alami Kekeringan...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com