Seperti penjelasan Wawang, pseudosiesis ditandai dengan keyakinan bahwa seseorang tengah hamil, disertai dengan gejala klasik kehamilan.
Dikutip dari Very Well Health, gejala kehamilan yang biasanya dirasakan, antara lain:
Tanda-tanda kehamilan tersebut dapat berlangsung selama beberapa minggu atau sepanjang durasi kehamilan pada umumnya, yakni sembilan bulan.
Selain keinginan kuat untuk memiliki buah hati, beberapa faktor mungkin membuat seorang wanita lebih mungkin mengalami kehamilan palsu, di antaranya:
Baca juga: Bolehkah Memangkas Habis Rambut Kemaluan?
Dikutip dari Healthline, kehamilan palsu dapat diketahui melalui teknik pencitraan, seperti pencintraan ultrasound atau USG.
Kehamilan palsu dianggap tidak mempunyai penyebab fisik langsung, sehingga tidak ada rekomendasi umum untuk mengobatinya dengan obat-obatan.
Namun, seorang wanita yang memiliki gejala berupa menstruasi tidak teratur atau tidak mengalami menstruasi, kemungkinan akan diresepkan obat oleh dokter.
Pseudosiesis atau kehamilan palsu lebih banyak terjadi pada wanita yang mengalami ketidakstabilan psikologis.
Oleh karena itu, pasien harus berada di bawah perawatan psikoterapis untuk mendapatkan pengobatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.