Kendati demikian, bagi mereka yang mengalami languishing, merasa hidupnya tawar dan tidak memiliki makna.
"Ibaratnya orang kalau berjalan harus ada tujuan. Apa yang menggerakkan saya ke tempat, wong tujuan saja tidak punya," kata dia.
Baca juga: Benarkah Suka Bicara Sendiri dan Ngehalu adalah Tanda Gangguan Mental?
Dosen psikologi ini menerangkan, terdapat beberapa langkah sederhana untuk mengatasi languishing.
Langkah-langkah tersebut, antara lain:
Mindfullness adalah metode untuk menyadari di mana serta apa yang tengah dirasakan saat ini.
Menurut Ratna, mindfullness seolah-olah menyadarkan seseorang untuk dapat menerima kondisi sekarang.
"Dengan menyadari, dia mulai mengerti kondisi sekarang, dan mulai menerima kondisi sekarang," ujarnya.
Dia menambahkan, mengakui bahwa diri ini sedang tidak baik-baik saja adalah sesuatu yang lebih penting daripada terus-menerus merasa baik-baik saja.
"Sebenarnya tidak apa-apa juga kalau kita tidak ada dalam kondisi 'tidak apa-apa'," lanjutnya.
Setelah menerima keadaan tidak baik-baik saja yang tengah menimpa, cara selanjutnya untuk menghilangkan languishing adalah dengan menarik diri dari rutinitas harian.
Ratna mengungkapkan, seseorang terkadang membutuhkan jeda dari aktivitas sehari-hari, seperti refreshing.
Namun, tidak selalu bepergian, refresh atau penyegaran dapat dilakukan dengan melakukan hobi yang sudah lama tidak dikerjakan.
"Sesuatu yang memang apa yang kita sukai dan sudah lama tidak kita lakukan, lakukan. Itu akan menjadi sarana yang rekreatif atau menghibur.
Baca juga: Ramai soal Anak Zaman Sekarang Curhat Broken Home Saat Diminta Cuci Piring, Ini Kata Psikolog
Pemikiran negatif atau perasaan hampa dapat terjadi karena ritme sirkadian tubuh kurang bervariasi. Misalnya, Ratna mencontohkan, kondisi fisik akan merasa lelah karena seharian bekerja.
"Olahraga bisa menyegarkan organ. Ketika organ kita segar, dia akan membantu mempercepat penyegaran, dan mood baik pun akan terbantu untuk segera datang," terangnya.