Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Rumah di Arab Berbentuk Kotak dan Tanpa Genteng? Ini Alasannya

Kompas.com - 08/09/2023, 10:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rumah-rumah di Arab dan sejumlah negara Timur Tengah memiliki arsitektur yang khas yakni desain berbentuk kotak dan tidak memiliki genteng. 

Hal ini tentu berbeda dengan desain atau arsitektur rumah di Indonesia dan sejumlah negara yang memiliki atap limasan dan menggunakan atap genteng. 

Lantas, kenapa rumah di negara Arab dan Timur tengah rata-rata berbentuk kotak dan tanpa genteng?

Baca juga: Cara Membersihkan dan Mencegah Jamur di Rumah dengan Minyak Esensial

Penjelasan arsitektur: menahan badai pasir

Rumah di Timur Tengah ammodrop.eu Rumah di Timur Tengah

Dosen Prodi Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada (UGM) Ashar Saputra mengatakan, bentuk rumah di Arab berbentuk kotak dan tanpa genteng berkaitan erat dengan iklim di Timur Tengah.

Sebab, kata Ashar, negara-negara Timur Tengah kerap dilanda badai pasir dan jarang turun hujan.

Oleh karena itu, mereka tidak membutuhkan atap atau genteng dengan bidang miring yang dapat mengalirkan air hujan ke dasar tanah.

"Di Timur Tengah jarang hujan dan sering ada badai pasir. Jadi, atap seperti di Indonesia yang beriklim tropis tidak cocok," kata Ashar kepada Kompas.com, Kamis (7/9/2023).

Baca juga: Manfaat Berkebun di Rumah untuk Menunjang Kesehatan

Menahan dan meredam panas

Rumah benteng Aleppo di Suriah, salah satu rumah tertua di dunia yang masih berdiri hingga kini.Unsplash/Dabbas Rumah benteng Aleppo di Suriah, salah satu rumah tertua di dunia yang masih berdiri hingga kini.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Real Estat Indonesia (REI) Bambang Eka Jaya mengatakan, bentuk kotak dan tanpa genteng pada desain rumah di Timur Tengah bertujuan untuk menangkal suhu panas.

Sebab, negara-negara di Timur Tengah merupakan wilayah gurun pasir dengan paparan cahaya matahari lebih panas. Namun, di sisi lain, suhu di malam hari akan berubah menjadi sangat dingin.

Oleh karena itu, desain rumah di Timur Tengah dibangun dengan material tanah liat yang cukup tebal dan berbentuk kotak.

"Dinding tanah liat sangat berguna untuk menyimpan suhu panas dari terik matahari. Pada waktu malam, dinding tersebut dapat memberikan kehangatan bagi penghuninya," kata Bambang, dikutip dari Kompas.com (21/9/2021).

Kondisi tersebut berbeda dari rumah-rumah di iklim tropis seperti di Indonesia yang umumnya dibangun dengan konsep terbuka dan memiliki ventilasi, termasuk atap genteng.

Tujuan atap genteng pada bangunan rumah-rumah daerah tropis agar air hujan yang turun tidak tampias. 

 

Sejarah dan kecenderungan politik

Dikutip dari Aqso, sisi historis rumah atap datar di sejumlah negara Timur Tengah telah menjadi ciri khas yang dibangun sejak berabad-abad lamanya.

Disebutkan bahwa pada masa Renaissance atau sebuah periode yang menandakan kelahiran kembali peradaban dan kebudayaan Eropa, rumah atap datar justru telah menjadi daya tarik bagi warga Eropa.

Pada masa pra-Perang Dunia II bentuk atap rumah ini juga menjadi tanda atau simbol dari kecenderungan politik seseorang.

Seseorang yang memiliki rumah atap datar dinilai memiliki kencenderungan politik-modernis, sedangkan atap miring merupakan bagian dari kelompok konservatif.

Beberapa bahkan mengatakan bahwa bentuk atap menandakan kecenderungan politik, di mana atap datar mendandakan modernis, sedangkan konservatif memilih atap limas atau miring.

Sementara itu, pengunaan atap datar memiliki sejumlah kelebihan yaitu dapat mengurangi beban biaya.

Atap datar tidak memerlukan penutup dekoratif seperti sirap yang jauh lebih mahal. Selain itu, atap datar juga dipercaya lebih tahan lama hingga puluhan tahun dan atap ini dapat menahan beban angin yang sangat ekstrem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com