Meski kebanyakan mayat dibiarkan di Everest, keluarga seorang pendaki asal Inggris bernama David Sharp yang meninggal pada 2006 pernah meminta mayatnya dipulangkan.
Diberitakan BBC (9/10/2015), pengembalian mayat pendaki mungkin dilakukan sesuai keinginan pendaki dan keluarganya, serta tergantung lokasi kematian. Namun, mengevakuasi jenazah membutuhkan biaya mahal.
Untuk memulangkan satu mayat dari Everest, diperkirakan membutuhkan biaya hingga 100.000 dolar AS atau setara dengan Rp 1,5 miliar. Proses pemulangan ini mahal karena butuh ekspedisi khusus.
Enam hingga delapan sherpa akan ditugaskan menjalani ekspedisi pengambilan mayat.
Prosesnya tidak mudah karena mayat akan beku di atas gunung. Selain itu, bobotnya akan bertambah daripada tubuh aslinya.
“Mayat yang biasanya berbobot 80 kg mungkin berbobot 150 kg jika dibekukan dan digali dengan es di sekitarnya," kata pendiri perusahaan pemandu pendakian Asian Trekking, Ang Tshering.
Untuk menurunkan mayat, para sherpa akan mengangkut dengan tandu. Penggunaan tandu mencegah mayat yang membeku agar tidak hancur.
Namun, kondisi ini memperlambat perjalanan mereka yang harus menuruni lereng sempit dan berbahaya.
Karena Everest semakin banyak didaki, masalah tumpukan sampah dan mayat menjadi hal yang tak terelakkan. Untuk mengatasinya, diadakan pembersihan massal.
Dawa Steven dan rekan-rekannya dari Asian Trekking mengadakan upaya pembersihan tahunan di gunung tersebut sejak 2008. Mereka membuang lebih dari 15.000 kg sampah dan lebih dari 800 kg kotoran manusia.
Di tengah proses pembersihan, mereka akan memindahkan mayat atau bagian tubuh yang ditemukan. Mayat tersebut akan dikuburkan.
“Hal ini tidak selalu mungkin dilakukan jika ada mayat membeku di lereng pada ketinggian 8.000 meter. Namun, setidaknya kita dapat menutupinya dan memberikan penghormatan agar orang tidak mengambil gambarnya," jelasnya, dikutip dari South China Morning Post (2/8/2020).
Pemerintah India juga pernah berupaya mengambil mayat tiga pendaki dengan menghabiskan sekitar 200.000 dolar AS atau lebih dari Rp 3 miliar. Misi ini menjadi bukti ada kemungkinan menemukan mayat pendaki di Gunung Everest.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.