Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Kantong Teh Celup Dilarang Diseduh dengan Air Terlalu Panas dalam Waktu Lama?

Kompas.com - 01/09/2023, 06:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan video yang menyebutkan teh celup tidak boleh diseduh dengan air terlalu panas dan dalam waktu lama viral di media sosial.

Video tersebut diunggah oleh akun TikTok ini, Minggu (2/7/2023).

Dalam videonya, pengunggah menyebutkan jika kantong teh celup tidak boleh diseduh air panas dengan suhu di atas 80 derajat celsius. Hal tersebut karena dapat merusak kandungan teh di dalamnya.

Baca juga: 9 Manfaat Minum Teh Tanpa Gula Setiap Hari, Apa Saja?

Selain itu, teh celup juga disebut tidak boleh diseduh dalam waktu lama. Ini karena kantong tehnya dapat larut dalam air.

"Mengonsumsi teh celup dengan cara seperti ini tidak dianjurkan karena memicu kanker dan kerja ginjal akan lebih berat," tulis pengunggah.

Hingga Kamis (31/8/2023), video tersebut telah ditonton sebanyak 2,2 juta kali, disukai 9.739 pengguna TikTok, dan dibagikan 10.400 kali.

Baca juga: 5 Manfaat Minum Teh Hitam Tanpa Gula Setiap Hari, Apa Saja?

Lalu, benarkah kantong teh celup tidak boleh diseduh dengan air terlalu panas dan dalam waktu lama?


Baca juga: Kopi Vs Teh, Mana yang Lebih Sehat?

Penjelasan ahli

Ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Ali Khomsan menjelaskan bahwa teh celup aman diseduh dengan air panas.

"Teh celup sebaiknya diseduh dengan air bersuhu sekitar 80 derajat," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (31/8/2023).

Menurut Ali, penyeduhan teh pada suhu tersebut menyebabkan daun teh terekstrasi dengan baik. Ini membuat aroma minuman teh menjadi enas dan cita rasanya pas.

Baca juga: 7 Efek Samping Minum Teh Terlalu Banyak, Salah Satunya Susah Tidur

Sementara itu, jika diseduh dengan suhu yang lebih tinggi, rasa dan aroma teh dapat berbeda. Namun, ini tidak membahayakan kesehatan.

"Teh hijau bahkan disarankan diseduh pada suhu 65-70 derajat," tambahnya.

Terkait kantong teh yang disebut berbahaya dan bisa larut jika diseduh dengan air dalam waktu lama, Ali memastikan bahwa hal tersebut tidak benar.

"Tentang tea bag, diketahui bahwa bahannya adalah food-grade sehingga memenuhi syarat sebagai wadah yang layak untuk pangan," lanjut dia.

Baca juga: Pare Disebut Tidak Boleh Dimakan Bersama Udang, Teh, dan Manggis, Benarkah?

Kanker dan kerja ginjal

Ilustrasi menyeduh teh celup.SHUTTERSTOCK Ilustrasi menyeduh teh celup.
Terpisah, dokter penyakit dalam Andi Khomeini Takdir menjelaskan bahwa kanker dan kerja ginjal menjadi berat tidak selalu berhubungan dengan konsumsi teh.

"Kanker itu multi-factor, mulai dari genetik, makanan, minuman, stres, pola hidup," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (31/8/2023).

Andi juga menyebutkan kerja ginjal bisa menjadi berat karena berbagai hal. Sebagai contoh, orang dengan tekanan darah tinggi menyebabkan kerja ginjal lebih besar.

"Mungkin, metabolisme atau berat badan dia obestitas itu juga menambah kerja pada ginjal," jelas pria yang juga menjadi chairman di junior doctors network (JDN) Indonesia ini.

Baca juga: Berapa Batas Aman Minum Kopi dan Teh dalam Satu Hari?

Kantong teh celup

Diberitakan Tribun (1/4/2021), Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM pernah memberikan penjelasan terkait penggunaan kantong teh celup di Indonesia.

Menurut BPOM, kantong teh celup umumnya terbuat dari kertas jenis kraft dan dilapisi plastik polietilen yang berfungsi sebagai perekatan panas.

Industri kertas untuk kemasan pangan juga tidak menggunakan senyawa klorin sebagai pemutih. Hal ini menjadi syarat permohonan penilaian keamanan produk.

BPOM juga memastikan teh celup yang terdaftar di BPOM telah melalui evaluasi penilaian keamanan pangan, termasuk penilaian keamanan kantong tehnya.

Baca juga: 5 Manfaat Minum Teh Hitam Tanpa Gula Setiap Hari, Apa Saja?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com