KOMPAS.com - Light rail transit (LRT) Jabodebek resmi beroperasi sejak sejak Senin (28/8/2023). Peresmian ini dilakukan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Seperti namanya, LRT ini akan beroperasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek).
Peresmian ini mengakhiri penantian panjang proyek LRT Jabodebek yang pertama kali dibangun sejak 2014 dan menghabiskan dana Rp 32,6 triliun.
Namun, ada sejumlah kendala yang dilaporkan selama tiga hari beroperasi.
Baca juga: 7 Hal yang Harus Diketahui Sebelum Naik LRT Jabodebek Mulai 28 Agustus 2023
Baca juga: Promo LRT Jabodebek, Tarif Rp 5.000 untuk Semua Perjalanan sampai 30 September
Berikut sejumlah kendala yang muncul pada LRT Jabodebek usai 3 hari diluncurkan:
Pintu LRT Jabodebek dianggap terlalu rendah, sehingga mempersulit penumpang yang memiliki postur tubuh lebih tinggi.
Dengan kondisi ini, penumpang terpaksa menundukkan kepala saat masuk dan keluar gerbong.
Manager Public Relations LRT Jabodebek Kuswardoyo menyebutkan, tinggi pintu disesuaikan dengan ukuran rata-rata warga Indonesia, yakni 160 sentimenter.
Sayangnya, persoalan ini tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Sebab, operasional LRT Jabodebek menggunakan sistem yang saling berkaitan satu dengan lainnya.
"Jadi ketika mengubah salah satu paling dekat pintu saja sistem harus berubah. Ketika diubah harus semua diubah dan update lagi butuh waktu lama," ujarnya, dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Selasa (29/8/2023).
Baca juga: Diresmikan 28 Agustus 2023, Begini Cara Naik LRT Jabodebek
Selain pintu terlalu rendah, sistem pengereman kereta yang kurang mulus juga dikeluhkan pengguna.
Namun, Kuswardoyo memastikan hal itu tidak memengaruhi keamanan LRT. Pihaknya memang memiliki catatan terkait masalah pengereman ini.
Menurutnya, hal ini disebabkan oleh jarak perjalanan kereta yang pendek.
"Kalau sistem pengereman, memang ada beberapa catatan yang harus kami perbaiki. Kenapa sistem remnya masih terasa keras? Memang karena jarak perjalanan kereta pendek," katanya lagi.
Baca juga: Apa Itu Longspan LRT Jabodebek yang Disebut Salah Desain?
Pada Rabu (30/8/2023), sejumlah rangkaian LRT Jabodebek dilaporkan mengalami ganggguan.
LRT yang berangkat dari Jatimulya menuju Dukuh Atas terpaksa berhenti di Stasiun Cikanur 1 karena pintu otomatisnya bermasalah.
Akibatnya, pintu kereta pun tidak bisa menutup. Atas kejadian itu, para penumpang kemudian dialihkan ke rangkaian kereta lainnya.
Kereta yang bermasalah juga telah ditarik dan diserahkan kepada INKA.
Baca juga: Spesifikasi Kereta Ekonomi Premium Buatan PT INKA
Selain pintu bermasalah, listrik pada rangkaian kereta lain pada Rabu pagi juga dilaporkan mengalami gangguan.
Hal ini menyebabkan pendingin ruangan (AC) mati dan lampu kereta padam.
Menurut Kuswardoyo, gangguan listrik ini disebabkan oleh gangguan pada Traction Power Supply Substant (TPSS), sehingga menyebabkan padamnya aliran listrik.
"Jadi kalau di Halim itu terjadi gangguan pada pembangkit listriknya, TPSS yang ada. Jadi terjadi gangguan sehingga TPSS-nya drop," ujarnya, dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Rabu (30/8/2023).
(Sumber: Kompas.com: Wasti Samaria Simangunsong, Isna Rifka Sri Rahayu, Xena Olivia | Editor: Ihsanuddin, AKhdi Martin Pratama, Jessi Carina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.