Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Polrestabes Bandung dan LBH Bandung soal Kerusuhan di Dago Elos

Kompas.com - 15/08/2023, 19:45 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Kronologi versi Polrestabes Bandung

Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono menjelaskan, aksi pembakaran ban dan penutupan akses jalan Dago terjadi karena warga kecewa laporan mereka ke Polrestabes Bandung ditolak.

"Kami jajaran Polrestabes Bandung tidak menolak, bahkan ketika yang bersangkutan datang, pihak pengacara dan warga diterima langsung oleh Kasatreskrim," ujarnya saat konferensi pers di Mapolrestabes Bandung pada Selasa (15/8/2023).

Budi menjelaskan, laporan dari warga Dago Elos diterima langsung oleh Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Agah Sonjaya di kantornya. Kemudian, pihaknya melakukan pencatatan berita acara wawancara (BAW) atas laporan warga.

Namun, pihaknya menyatakan laporan akan diterima dengan alat bukti pendukung yang lengkap. Ia menyatakan, pihak kuasa hukum dan warga akan kembali ke Dago Elos untuk mengambil alat bukti yang dibutuhkan.

"(Mereka) kembali jam 7 atau 8 malam dari Polrestabes. Saat kembali ke Dago, mungkin ada penyampaian yang miss. Mungkin disampaikan ditolaknya laporan tersebut," duga Budi.

Menurut dia, penyampaian salah antara pihak yang melapor ke Polrestabes Bandung dan warga Dago Elos menimbulkan komplain dan kekecewaan.

Warga lalu melakukan aksi pembakaran ban dan penutupan jalan di Dago pada pukul 21.00 WIB. Kondisi ini membuat lalu lintas Dago Atas dan Bawah menjadi terhambat selama hampir tiga jam.

Pihaknya segera mendatangi warga di lokasi penutupan jalan. Diskusi yang dilakukan antara warga menghasilkan keputusan bahwa mereka akan kembali ke Polrestabes Bandung untuk melanjutkan pelaporan tersebut.

"Saat berdiskusi di belakang, ada kelompok masyarakat yang melakukan provokasi aksi anarkis melempar batu, botol, dan kembang api ke pihak petugas sehingga terjadilah kejadian caos tersebut," jelasnya.

Saat terjadi kerusuhan, Budi menyatakan polisi lantas melakukan pengamanan dengan cara mendorong warga mundur.

Ia mengungkapkan, pihak Polrestabes Bandung tidak melakukan penembakan gas air mata ke arah warga. Namun, tembakan tersebut berasal dari Polda Jawa Barat untuk membuka jalan.

"Gas air mata dari Polda Jawa Barat. Hanya ke jalan raya tidak ke publik sama sekali, ke jalan untuk membuka jalan," tegas dia.

Sayangnya, ada sebagian kelompok yang berusaha memprovokasi keadaan. Menurutnya, anggota kelompok yang tidak bisa disebutkan namanya itu melakukan provokasi dengan melempar batu dan botol ke arah petugas.

Polisi lalu mengamankan tujuh orang dari kericuhan tersebut. Empat orang di antaranya terbukti melakukan tindakan provokasi. Namun, mereka bukan warga dari Dago Elos.

"Ada polisi yang terluka dilempar kelompok yang anarkis. Ada bukti satu karung botol. Tidak dilakukan aksi (pengamanan) ke warga," tambahnya.

Penutupan jalan dan kerusuhan akhirnya berhasil dihentikan pukul 23.00 WIB.

Terkait dugaan intimidasi saat warga melapor ke Polrestabes Bandung dan anggota polisi yang masuk ke rumah warga, pihaknya akan melakukan pemeriksaan melalui bukti-bukti yang ada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com