Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi Setelah Ledakan Bom Atom di Hiroshima dan Nagasaki?

Kompas.com - 10/08/2023, 12:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

Bom yang digunakan di Nagasaki lebih berat dan efeknya lebih besar daripada sebelumnya. Namun, ledakan bom atom tidak menimbulkan dampak sebesar Hiroshima karena Lembah Urakami membatasi ledakan ke arah penduduk sementara arah angin menyebabkan kebakaran tidak meluas.

Meski begitu, bom tetap menyebabkan kerusakan bangunan fasilitas umum, rumah sakit, serta jalanan kota. Akibatnya, transportasi bantuan dan penyelamatan korban terhambat.

Selama periode tersebut, kedua kota terpaksa mengadakan kremasi dan penguburan massal para korban.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Bom Atom Little Boy Dijatuhkan di Hiroshima, Tewaskan 140.000 Orang

Jumlah korban sulit dipastikan

Sulit mengetahui jumlah pasti korban tewas dan terluka di Hiroshima dan Nagasaki.

Umumnya diperkirakan 100.000 dan 180.000 warga Hiroshima menjadi korban. Sementara di Nagasaki, diperkirakan ada 50.000 hingga 100.000 korban.

Sebagian besar korban meninggal akibat luka bakar, terluka kejatuhan puing-puing bangunan, mengalami cedera, dan terkena radiasi bom atom.

Korban yang mengalami radiasi bom ditunjukkan dengan tanda-tanda berupa diare berdarah, kehilangan sel darah putih, kerusakan sumsum tulang, serta peradangan akut di selaput lendir tenggorokan, paru-paru, lambung, dan usus.

Radiasi juga menyebabkan ibu hamil mengalami keguguran atau melahirkan bayi prematur. Paparan radiasi juga berpotensi menimbulkan kemandulan.

Diskriminasi kepada penyintas

Salah seorang korban bom nuklir di Hiroshima mengalami dampak dari bom nuklir.hiroshima.australiandoctor.com.au Salah seorang korban bom nuklir di Hiroshima mengalami dampak dari bom nuklir.
Ledakan bom atom tidak selalu membunuh orang-orang di sekitarnya. Warga berhasil selamat jika berada dalam bunker atau berlindung di daerah yang tidak terkena ledakan secara langsung.

Namun, mereka yang bertahan hidup terancam efek paparan radiasi yang menimbulkan penyakit seperti kanker.

Selain itu, seperti diberitakan Smithsonian Magazine, para penyintas yang berada dalam komunitas hibakusha mendapatkan diskriminasi dari masyarakat lain. Perlakuan ini bahkan dialami para keturunan penyintas bom atom.

Masyarakat umum menganggap paparan bom atom menimbulkan radiasi dan racun yang dapat menular.

Para penyintas diyakini mengalami gangguan fisik atau psikologis. Karena itu,  mereka mungkin mewarisi cacat genetik di anak-anaknya kelak. 

Stigma ini banyak dialami penyintas bom atom dari generasi pertama, kedua, bahkan hingga hari ini. Diskriminasi terbesar terutama dialami perempuan yang selamat.

Mereka akan sulit menikah atau ditolak oleh calon mempelai.

Baca juga: Tsar Bomba, Bom Nuklir dengan Ledakan Terbesar di Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com