Dikutip dari Kompas.com, pemilihan Hiroshima dan Nagasaki lantaran dua kota itu penting bagi militer Jepang.
Hiroshima adalah markas militer, sehingga dinilai tepat menjadi target utama untuk melemahkan negara ini.
Sementara Nagasaki, yang menjadi pangkalan militer angkatan laut dan selam Jepang sebenarnya bukan target awal pengeboman.
Kota ini menjadi alternatif dari Kyoto, setelah pidato Truman pada 25 Juli 1945.
Nagasaki adalah pelabuhan tertua kedua Jepang yang dibuka untuk perdagangan luar negeri. Kota ini telah menjadi pelabuhan perdagangan utama pada 1850. Bahkan, pada awal abad ke-20, Nagasaki menjadi pusat pembuatan kapal utama.
Selain itu, dilansir dari Britannica, alasan AS menjatuhkan bom di Nagasaki kemungkinan besar berkaitan dengan Uni Soviet.
Pada 8 Agustus 1945, dua hari setelah pengeboman Hiroshima, Uni Soviet menyatakan perang terhadap Jepang.
Ada kemungkinan bahwa perintah pengeboman di Nagasaki tidak hanya untuk memaksa Jepang menyerah, tetapi juga menjauhkan Soviet dari Jepang dengan menampilkan kekuatan militer Amerika.
Ketidakpercayaan dan rasa persaingan telah terbangun antara dua negara adidaya tersebut, yang akhirnya memuncak dalam Perang Dingin.
Baca juga: Alami Ledakan Nuklir, Kenapa Hiroshima-Nagasaki Bisa Dihuni, tapi Chernobyl Tidak?
"Fat Man" diangkut oleh pesawat B-29 bernama Bockscar di bawah komando Mayor Charles W Sweeney.
Bom berbasis plutonium seberat 10.000 pon itu lepas landas dari Pulau Tinian, Kepulauan Mariana menuju Kota Kokura, tempat persenjataan Jepang.
Kokura semula menjadi target pengeboman mengganti Kyoto. Namun, kondisi wilayahnya yang tertutup awan membuat Bockscar berganti arah menuju target kedua, yakni Nagasaki.
"Fat Man" pun meluncur dari ketinggian 1.650 kaki di atas Kota Nagasaki pada 9 Agustus 1945 pukul 11.02.
Bom atom ini menghasilkan daya ledak setara dengan 22.000 ton TNT, lebih besar dari daya ledak "Little Boy" di Hiroshima yang setara 15.000 ton TNT.