Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

78 Tahun Lalu, Bom Atom "Fat Man" Dijatuhkan di Nagasaki, 80.000 Orang Tewas

Kompas.com - 09/08/2023, 06:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 78 tahun lalu, tepatnya 9 Agustus 1945, Amerika Serikat (AS) menjatuhkan bom atom "Fat Man" di Kota Nagasaki, Jepang.

Tiga hari sebelumnya, pada 6 Agustus 1945, AS memborbardir Kota Hiroshima dengan bom uranium bernama "Little Boy". Namun, insiden dengan 140.000 korban jiwa itu tak lantas membuat Jepang menyerah dan tetap melanjutkan perang.

AS atas perintah Presiden Harry S Truman pun kembali menjatuhkan bom di Nagasaki, yang mengantarkan Jepang menyerah tanpa syarat.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Bom Atom Little Boy Dijatuhkan di Hiroshima, Tewaskan 140.000 Orang


Jepang tak menyerah usai bom Hiroshima

Dilansir dari laman History, peristiwa kelam yang terjadi selama Perang Dunia II ini melibatkan AS dan Jepang yang berada di dua kubu berbeda.

Saat itu, sejumlah negara seperti AS, Inggris, Perancis, Uni Soviet, dan China tergabung dalam blok Sekutu. Sementara Jepang, Jerman, dan Italia berada dalam blok Sentral.

Sebelum perang pecah pada 1939, sekelompok ilmuwan AS tertarik dengan penelitian senjata nuklir yang dilakukan Nazi Jerman.

Pada 1940, AS mulai mendanai program pengembangan senjata atomnya setelah masuk ke dalam Perang Dunia II.

Dipelopori Korps Insinyur Angkatan Darat AS, proyek rahasia tersebut diberi kode "Proyek Manhattan".

Beberapa tahun berikutnya, para ilmuwan di bawah pimpinan J Robert Oppenheimer bekerja untuk mengubah uranium dan plutonium menjadi bom atom.

Hingga pada 16 Juli 1945, Proyek Manhattan mengadakan uji coba bom atom pertama bermuatan plutonium dengan kode "Trinity" di Alamogordo, New Mexico.

Namun, pada saat bersamaan, Sekutu telah berhasil melumpuhkan Jerman di Eropa. Sayangnya, kekalahan rekan tak lantas membuat Jepang menyerah dan tetap memperjuangkan wilayahnya di Pasifik.

Bahkan, posisi terjepit membuat perlawanan Jepang kepada Sekutu menjadi lebih mematikan. Misalnya, pada pertengahan April dan Juli 1945, hampir setengah dari jumlah korban perang di Pasifik berasal dari pihak Sekutu.

Melalui Deklarasi Postdam, Sekutu pun memperingatkan dan mengancam Jepang untuk menyerah atau menghadapi "kehancuran segera dan total".

Jepang memilih mengabaikan ultimatum itu, sehingga AS menjatuhkan bom atom "Little Boy" di Hiroshima.

Kendati demikian, kehancuran Hiroshima tak membuat militer Jepang menyerah. AS pun kembali menjatuhkan bom kedua di Kota Nagasaki.

Baca juga: Kisah Oppenheimer, Einstein, dan Bom Atom: Kebenaran di Balik Hubungan Mereka

Nagasaki bukan target awal

Bom Fat Man yang dijatuhkan di NagasakiU.S. Department of Defense Bom Fat Man yang dijatuhkan di Nagasaki

Dikutip dari Kompas.com, pemilihan Hiroshima dan Nagasaki lantaran dua kota itu penting bagi militer Jepang.

Hiroshima adalah markas militer, sehingga dinilai tepat menjadi target utama untuk melemahkan negara ini.

Sementara Nagasaki, yang menjadi pangkalan militer angkatan laut dan selam Jepang sebenarnya bukan target awal pengeboman.

Kota ini menjadi alternatif dari Kyoto, setelah pidato Truman pada 25 Juli 1945.

Nagasaki adalah pelabuhan tertua kedua Jepang yang dibuka untuk perdagangan luar negeri. Kota ini telah menjadi pelabuhan perdagangan utama pada 1850. Bahkan, pada awal abad ke-20, Nagasaki menjadi pusat pembuatan kapal utama.

Selain itu, dilansir dari Britannica, alasan AS menjatuhkan bom di Nagasaki kemungkinan besar berkaitan dengan Uni Soviet.

Pada 8 Agustus 1945, dua hari setelah pengeboman Hiroshima, Uni Soviet menyatakan perang terhadap Jepang.

Ada kemungkinan bahwa perintah pengeboman di Nagasaki tidak hanya untuk memaksa Jepang menyerah, tetapi juga menjauhkan Soviet dari Jepang dengan menampilkan kekuatan militer Amerika.

Ketidakpercayaan dan rasa persaingan telah terbangun antara dua negara adidaya tersebut, yang akhirnya memuncak dalam Perang Dingin.

Baca juga: Alami Ledakan Nuklir, Kenapa Hiroshima-Nagasaki Bisa Dihuni, tapi Chernobyl Tidak?

Bom "Fat Man" jatuh di Nagasaki

"Fat Man" diangkut oleh pesawat B-29 bernama Bockscar di bawah komando Mayor Charles W Sweeney.

Bom berbasis plutonium seberat 10.000 pon itu lepas landas dari Pulau Tinian, Kepulauan Mariana menuju Kota Kokura, tempat persenjataan Jepang.

Kokura semula menjadi target pengeboman mengganti Kyoto. Namun, kondisi wilayahnya yang tertutup awan membuat Bockscar berganti arah menuju target kedua, yakni Nagasaki.

"Fat Man" pun meluncur dari ketinggian 1.650 kaki di atas Kota Nagasaki pada 9 Agustus 1945 pukul 11.02.

Bom atom ini menghasilkan daya ledak setara dengan 22.000 ton TNT, lebih besar dari daya ledak "Little Boy" di Hiroshima yang setara 15.000 ton TNT.

Akibatnya, sekitar 60.000 hingga 80.000 penduduk meninggal dunia. Jumlah tersebut merupakan setengah dari penduduk Nagasaki.

Jepang menyerah tanpa syarat

Kehancuran dua kota penting miliknya membuat Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.

Pada 15 Agustus 1945 siang, Kaisar Hirohito mengumumkan penyerahan Jepang melalui siaran radio.

Kabar menyerahnya Jepang kemudian menyebar dengan berita utama "Victory in Japan" atau "V-J Day" yang pecah di seluruh wilayah AS dan sekutu.

Secara resmi, menyerahnya Jepang tertuang dalam perjanjian yang ditandatangani pada 2 September 1945 di atas kapal perang AS yang berlabuh di Teluk Tokyo.

Di sisi lain, meski hanya berlangsung selama beberapa menit, bom atom meninggalkan luka kelam selama bertahun-tahun.

Berbagai dampak ledakan seperti komplikasi dari paparan radiasi, telah memakan ribuan nyawa yang tak teridentifikasi.

Setelah hancur akibat bom atom, Nagasaki dibangun kembali secara signifikan dan menjadi kota industri.

Bersama Hiroshima, Nagasaki juga menjadi pusat perdamaian bagi gerakan pelarangan senjata nuklir.

Di bawah titik peledakan bom, di Urakami-gawa, dibangun Peace Park sebagai lambang peringatan bagi bangsa Jepang dan seluruh pengunjung akan bahaya dan penderitaan akibat bom atom.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com