KOMPAS.com - World Scout Jamboree atau Jambore Pramuka Dunia 2023 di Korea Selatan menuai sorotan usai cuaca ekstrem dan tuduhan persiapan yang kurang matang.
Jambore Pramuka Dunia 2023 digelar di Saemangeum, Provinsi Jeolla Utara, Korea Selatan pada 1-12 Agustus 2023.
Diberitakan Kompas.com, Jumat (4/8/2023), sekitar 43.000 anak muda dari 158 negara hadir dalam acara empat tahunan tersebut.
Baca juga: Mengenal Bapak Pramuka Dunia Baden Powell yang Lahir pada 22 Februari 1857
Namun, para peserta terpaksa berhadapan dengan cuaca panas dengan suhu mencapai 38 derajat Celsius dan kelembapan tinggi.
Bukan hanya itu, sejumlah fasilitas yang dianggap kurang memadai bagi para peserta di tengah cuaca panas turut mengacaukan acara besar pramuka tersebut.
Kondisi ini membuat ratusan peserta dilarikan ke rumah sakit, bahkan beberapa negara mulai menarik diri dari penyelenggaraan World Scout Jamboree 2023.
Baca juga: Siapa Baden Powell? Ini Profilnya dan Twibbon Hari Pramuka Sedunia
Jambore atau jamboree merupakan kata dari Indian Amerika Utara yang berarti permainan menyenangkan atau pesta riang.
Namun, pesta pramuka ini berubah menjadi mimpi buruk bagi sebagian besar peserta dari seluruh dunia.
Bahkan, media lokal Dispatch pada Sabtu (5/8/2023) mempelesetkan kata jamboree menjadi japchae, yang dalam bahasa Korea memiliki arti tidak menyenangkan.
Menurut laporan Dispatch, suasana di dalam tenda terasa lebih panas, meski saat itu suhu menunjukkan angka 33,9 derajat Celsius.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Lahirnya Gerakan Pramuka di Indonesia 14 Agustus 1961
Alas tenda yang terbuat dari palet juga membuat peserta kurang nyaman, sehingga memilih untuk beristirahat di luar, seperti di jalanan.
Mirisnya, lingkungan sekitar juga penuh genangan akibat guyuran hujan lebat beberapa waktu lalu di kawasan perkemahan.
Tidak hanya itu, terdapat pula sejumlah makanan untuk peserta yang ternyata sudah rusak, termasuk telur busuk.
Baca juga: Ramai soal IPB Buka Jalur Prestasi Pramuka, Bagaimana Ketentuannya?
Fasilitas toilet dan kamar mandi pun dinilai kurang memadai, dengan bau menyengat dan sampah berserakan di lantai.
"Mereka mengatakan ada AC di kamar mandi, tapi kamar mandi kami tidak berfungsi," kata salah satu peserta dari Jeonju, Korea.