Para ahli mengatakan bahwa kebiasaan bergerak aktif mampu meningkatkan kesehatan seseorang.
Kebiasaan itu juga menurunkan risiko kematian hingga 46 persen akibat penyakit apapun jika dibandingkan dengan mereka yang tidak berolahraga.
"Orang yang hidup lebih lama melakukan 7,5 jam latihan yang setara dengan metabolisme dalam seminggu," kata Xuan.
Temuan ini menunjukkan hasil bahwa seseorang tidak perlu berolahraga ekstra untuk mendapatkan manfaat olahraga bagi kesehatan.
Baca juga: Berusia 105 Tahun, Ini Rahasia Elsie Allcock Berumur Panjang
Kebiasaan berikutnya yang diyakini bisa memperpanjang umur adalah dengan tidak merokok.
Disebutkan, menghentikan aktivitas merokok mampu mengurangi risiko kematian sebesar 29 persen.
Para ahli meyakini bahwa menghentikan kebiasaan merokok di usia berapapun akan memberikan manfaat bagi kesehatan.
Bukan rahasia lagi apabila stres bisa meningkatkan risiko kematian dini.
Sebaliknya, seseorang yang mampu mengelola stes dengan baik dapat mengurangi risiko kematian dini hingga 22 persen.
Mengonsumsi pola makan yang baik juga bisa meningkatkan peluang umur panjang hingga 21 persen.
Nguyen mengatakan pola makan sehat bukan berarti Anda harus menjadi vegan atau vegetarian.
Cobalah untuk mengikuti pola makan Mediterania dengan mengonsumsi biji-bijian dan sayu mayur.
Baca juga: Olahraga Pagi Vs Olahraga Sore, Manakah yang Bisa Memperpanjang Umur?
Menghindari minuman beralkohol lebih dari 4 gelas per hari juga bisa menurunkan risiko kematian hingga 19 persen.
Penelitian lainnya menunjukkan bahwa mengonsumsi minuman beralkohol dalam jumlah kecil sekalipun bisa memicu serangan jantung.
Durasi tidur yang ideal adalah 7-9 jam dalam sehari tanpa mengalami insomnia.
Jika Anda bisa menjaga kualitas tidur setiap hari, kebiasaan ini akan mengurangi penyebab kematian dini sebesar 18 persen.
Baca juga: Hindari 4 Kesalahan Olahraga Ini agar Bisa Berumur Panjang
Memiliki hubungan sosial yang positif juga bisa memperpanjang umut hingga 5 persen.
Faktanya, kesepian dan keterasingan di masa tua justru semakin mengkhawatirkan.
Penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang mengisolasi diri memiliki risiko kematian 32 persen lebih tinggi dibandingkan mereka yang mampu bersosialisasi.
Peserta penelitian yang merasa kesepian mencatat kemungkinan meninggal 14 persen lebih cepat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.