Oleh karena itu, Hera mengimbau kepada seluruh nasabah BCA untuk berhati-hati pada oknum yang mengatasnamakan BCA dan menawarkan modus penipuan untuk mengetahui data nasabah.
"Jangan pernah bagikan data pribadi perbankan yang bersifat rahasia seperti BCA ID, password, nomor kartu ATM, PIN, dan OTP kepada siapapun," kata dia.
Di samping itu, BCA senantiasa melakukan pengamanan data dengan menerapkan strategi dan standar keamanan secara berlapis serta mitigasi risiko yang diperlukan untuk menjaga keamanan data dan transaksi digital nasabah.
Seluruh strategi dan penerapan standar keamanan tersebut selalu dievaluasi dan diperbarui dari waktu ke waktu dengan memperhatikan perkembangan keamanan siber dan transaksi digital.
Baca juga: Beredar Informasi Transfer Antarbank Rp 0, BCA: Itu Aksi Penipuan!
Terpisah, Kompas.com menghubungi pengamat keamanan siber Vaksin.com, Alfons Tanujaya terkait klaim jasa login myBCA senilai Rp 7,5 juta itu.
Menurut Alfons, aksi login myBCA itu secara teknis mungkin saja terjadi.
"Kalau login ke internet banking atau myBCA secara teknis memungkinkan jika berhasil menginstal keylogger di perangkat korban. Baik di komputer maupun ponsel," kata dia, Kamis (27/7/2023).
Akan tetapi, Alfons menegaskan bahwa pelaku tidak bisa melakukan transaksi.
"Karena untuk bertransaksi membutuhkan token TFA (kalau di internet banking) dan PIN kalau di ponsel," jelasnya.
Namun, bagaimana jika PIN transaksi dicuri melalui virus Trojan?
Alfons memastikan meskipun PIN transaksi berhasil dicuri, login myBCA akan meminta verifikasi tambahan.
"Artinya, andaikan kredensial myBCA bocor, lalu PIN-nya juga bocor, ketika ingin mengakses layanan ini dari ponsel lain atau nomor lain, maka pemilik rekening harus ke bank atau ke ATM atau melakukan KYC yang ketat. Di sinilah dana nasabah terselamatkan," jelas dia.
Alfons berharap, sistem keamanan seperti ini juga dilakukan oleh bank lainnya untuk melindungi akun nasabahnya dari pembobolan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya