Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Virdika Rizky Utama
Peneliti PARA Syndicate

Peneliti PARA Syndicate dan Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Politik, Shanghai Jiao Tong University.

"Pemilu TikTok" dan Kompleksitas Kampanye Digital pada Pemilu 2024

Kompas.com - 27/07/2023, 09:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PEMILU 2024 di Indonesia digadang-gadang sebagai "Pemilu TikTok" pertama, yang menandakan pergeseran signifikan dalam model kampanye politik. Menuju Pemilu 2024, partai politik semakin aktif di TikTok.

Data yang dihimpun dari berbagai sumber menyebutkan, akun TikTok Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Golkar masing-masing memiliki lebih dari 52.000, 33.000, dan 30.000 pengikut. Sementara PDI-P, partai pemenang Pemilu 2019, hanya memiliki lebih dari 6.000 pengikut.

Politikus dengan pengikut terbanyak di TikTok adalah Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, dan Sandiaga Uno, masing-masing dengan lebih dari 5 juta dan 1 juta pengikut.

Baca juga: KPU Janji Bikin Aturan Kampanye Digital Jelang Pemilu 2024

Menurut laporan We Are Social pada kuartal I/2022, ada sekitar 99,1 juta pengguna TikTok berusia 18 tahun ke atas di Indonesia. Jumlah itu hanya kalah dari Amerika Serikat (AS) dengan 136,4 juta pengguna. TikTok berada di peringkat keempat media sosial dengan pengguna terbanyak di Indonesia, setelah WhatsApp, Instagram, dan Facebook.

Munculnya TikTok sebagai alat kampanye sejalan dengan meningkatnya jumlah pemilih Gen Z yang melek teknologi. Komisioner KPU RI, Betty Epsilon Idroos mengatakan, sebanyak 46.800.161 atau 22,85 persen pemilih merupakan generasi Z.

Strategi Digital dalam Berkampanye

Namun, strategi digital yang komprehensif juga harus mengintegrasikan platform lain untuk menjangkau demografi yang lebih luas. Konten berbentuk panjang, yang memberikan pandangan yang lebih rinci dan bernuansa perspektif politik, masih memegang tempat yang kuat di platform seperti Facebook dan Instagram.

Selain itu, setiap platform menarik bagi preferensi pengguna yang berbeda. Twitter tetap menjadi pusat pembaruan dan perdebatan secara real-time, sementara Facebook dan Instagram melayani pengguna yang menyukai cerita visual dan pengalaman yang lebih personal.

Terlepas dari pertumbuhannya yang cepat, popularitas TikTok kadang-kadang tidak setara dengan pengaruh politik, karena jumlah pengikutnya sering kali dikerdilkan oleh kehadiran partai-partai politik di platform lain. Kampanye politik efektif harus menargetkan platform dan substansi pesan.

Pentingnya media sosial dalam kampanye politik, khususnya di Indonesia, tak perlu dipertanyakan. Namun, substansi isu penting dan harus menjembatani retorika dengan kebijakan, mempertimbangkan potensi disinformasi.

Perhatian harus diberikan pada kesenjangan digital di Indonesia. Meski penduduk perkotaan akses media sosial, TV dan radio masih menjadi sumber utama informasi bagi penduduk pedesaan.

Jadi, penggunaan efektif media sosial dalam kampanye belum tentu mencakup semua pemilih. Potensi TikTok dieksploitasi untuk "astroturfing" –menciptakan dukungan akar rumput artifisial— adalah kekhawatiran yang valid.

Namun, perlu untuk mempertimbangkan faktor-faktor lain yang memengaruhi, seperti iklim politik negara dan peran media lainnya, sebelum mengaitkan pergeseran politik yang besar dengan platform ini. Lingkungan regulasi seputar penggunaan media sosial dalam pemilu adalah faktor lain yang harus dipertimbangkan.

Kebijakan yang jelas dalam menangani disinformasi, ujaran kebencian, dan transparansi dalam pendanaan kampanye digital sangat penting untuk memastikan pemilu yang adil dan demokratis. Selain itu, pertimbangan etika terkait penggunaan media sosial dalam kampanye politik juga harus diperhatikan.

Baca juga: Panggil TikTok soal Project S, Kemenkop-UKM: Kedepankan Semangat Merah Putih

Sebagai contoh, maraknya teknologi "deep fake" adalah kekhawatiran yang berkembang yang dapat merusak kepercayaan dan keaslian yang sangat penting untuk proses demokrasi. Meskipun TikTok telah menerapkan kebijakan untuk menegakkan integritas pemilu, memerangi disinformasi membutuhkan pendekatan komprehensif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

Manfaatkan Beragam Platform

Selain itu, karena algoritme uniknya yang menekankan pada konten viral, potensi penyebaran disinformasi di TikTok membutuhkan strategi yang lebih luas yang berfokus pada literasi media sosial dan etika digital. Pengaruh TikTok dalam politik global, termasuk di Indonesia, negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, tidak dapat dipungkiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

Tren
Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Tren
Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Tren
Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Tren
Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

Tren
Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com