Esther mengatakan, pihaknya masih mencari tahu apakah pria yang melompat dari lantai 29 apartemen adalah pemilik unit atau bukan.
Ia menduga, pria tersebut bisa masuk ke apartemen karena memiliki akses masuk gedung dan kunci menuju unit.
"Pastinya dia tinggal sendiri. Karena kalau melompat, kalau ada saudara atau teman yang menghuni bersama, akan turun ke bawah untuk beri informasi. Ini enggak ada," ujarnya, dikutip dari Kompas.com.
Pihak apartemen, kata Esther, juga bekerja sama dengan kepolisian untuk mengungkap peristiwa bunuh diri tersebut.
Ia menyampaikan, pihaknya akan membantu kepolisian terkait penelusuran pada unit-unit apartemen yang berada pada deret yang sama dengan unit yang digunakan pria itu untuk melompat.
Penelusuran dilakukan untuk mencari informasi lebih lanjut, termasuk identitas dan keberadaan keluarga pria itu.
"Untuk langkah-langkah selanjutnya, sudah kami serahkan ke polisi untuk mengambil alih karena itu ranah kepolisian," tuturnya.
Baca juga: Psikolog Unair: Mahasiswa Bunuh Diri akibat Depresi di Lingkup Sosial
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini: https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/.
Gunakan juga layanan tersebut untuk membantu teman atau keluarga yang berkeinginan untuk bunuh diri.
(Sumber: Kompas.com/Nabilla Ramadhian | Editor: Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Jessi Carina).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.