Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arkeolog Temukan Makam Elit yang Berisi Emas Murni dan Batu Mulia dari Zaman Perunggu

Kompas.com - 16/07/2023, 10:45 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tim arkeologi dari Universitas Gothenburg, Swedia menemukan makam elit yang berisi emas dan batu mulia di luar pusat perdagangan Zaman Perunggu di Hala Sultan Tekke di Siprus.

Dikutip dari Helsinki Times (6/7/2023), makam tersebut termasuk penemuan makam terkaya yang pernah ditemukan di wilayah Mediterania dan memberikan wawasan berharga tentang sejarah kota kuno itu.

Di dalam makam, terdapat ratusan artefak kuno, termasuk ikat kepala yang terbuat dari emas murni.

Artefak berharga yang ditemukan di makam itu menunjukkan bahwa penghuninya memegang posisi kekuasaan dan otoritas di kota yang merupakan pusat perdagangan tembaga yang signifikan antara 1500 dan 1300 SM.

Artefak-artefak tersebut banyak yang diimpor ke Siprus dari budaya besar lainnya di wilayah itu, termasuk Minoa di Kreta, Mycenaeans di Yunani, dan Mesir kuno.

Peneliti menduga bahwa orang-orang yang dimakamkan di makam itu kemungkinan besar memainkan peran penting dalam mengatur kota, yang terkenal karena keterlibatannya dalam perdagangan tembaga.

Baca juga: Arkeolog Temukan Makam Romawi Langka di London, Inggris, Apa Isinya?


Banyak ditemukan emas

Arkeolog Peter Fischer sekaligus profesor emeritus di University of Gothenburg di Swedia mengatakan bahwa benda-benda yang diimpor itu menegaskan luasnya perdagangan Mediterania selama Zaman Perunggu akhir sekitar 1640 SM dan 1050 SM.

"Banyaknya temuan emas, kemungkinan besar diimpor dari Mesir tapi sebagian besar menunjukkan motif Minoa, menunjukkan bahwa orang Mesir menerima tembaga sebagai gantinya," kata Fischer dilansir dari Live Science.

Selain itu, para arkeolog juga menemukan benda-benda sehari-hari, seperti tulang ikan dari perairan Sungai Nil.

"Mereka datang dengan kapal-kapal Mesir atau dengan kru Siprus yang kembali, menunjukkan perdagangan yang intens antara budaya-budaya ini," kata Fischer.

Baca juga: Arkeolog Temukan Kota Zaman Perunggu Lengkap dengan Makam Elit di China

Kaya akan tambang

Fischer dan rekan-rekannya mengungkapkan bahwa mereka telah menggali pusat perdagangan Zaman Perunggu di Hala Sultan Tekke di pantai selatan Siprus sejak 2010 dan mereka baru menemukan makam-makam elit pada awal tahun ini.

Dua makam itu dipenuhi dengan lebih dari 500 artefak, termasuk tembikar dari Kreta, Yunani dan Sardinia, ornamen yang terbuat dari ambar dari Baltik, batu-batu berharga seperti lapis lazuli biru dari Afghanistan dan akik merah dari India, cermin perunggu, serta belati, pisau dan mata tombak.

Menurut pernyataan dari Universitas Gothenburg, beberapa benda terbuat dari gading dan keramik berlapis kaca khas yang disebut faience, yang dibawa dari Mesir kuno.

Artefak yang paling luar biasa adalah diadem atau mahkota emas yang diukir dengan gambar banteng, rusa, singa, dan bunga.

Meskipun terlihat bergaya Minoa, diadem-diadem tersebut kemungkinan dibuat di Mesir selama dinasti ke-18, sekitar tahun 1550 SM dan 1295 SM, dan mungkin pada masa Firaun Akhenaten dan Nefertiti.

Fischer mengatakan bahwa kekayaan para elit di pulau itu didasarkan pada kontrol mereka atas tambang bijih tembaga di Pegunungan Troodos, di sebelah barat Siprus.

Tembaga dipadukan dengan timah untuk membuat perunggu, sehingga sangat diminati.

"Pada saat itu, Siprus adalah 'wadah' budaya, kemungkinan besar mendominasi perdagangan di Mediterania timur," kata Fischer.

Baca juga: Arkeolog Temukan Terowongan Misterius Saat Menggali Makam Cleopatra

Diduga adalah makam keluarga

Para peneliti menemukan makam-makam elit itu di luar kota kuno yang luas di Hala Sultan Tekke dengan menggunakan magnetometer.

Magnetometer dapat mengukur medan geomagnet untuk mengungkap di mana Bumi di bawah tanah telah terganggu di masa lalu.

Setiap makam memiliki beberapa ruang yang terhubung ke permukaan oleh sebuah lorong sempit dan di dalamnya terdapat jasad beberapa orang, termasuk jasad seorang wanita yang dimakamkan di samping seorang anak berusia 1 tahun.

"Ada kemungkinan makam-makam tersebut adalah makam kerajaan, namun tidak banyak yang diketahui tentang bentuk pemerintahan di Siprus pada saat itu," kata Fischer.

"Makam-makam itu jelas merupakan makam keluarga... menjaga kebersamaan keluarga di alam baka," katanya lagi.

Fischer mengatakan bahwa para peneliti akan menggunakan analisis DNA untuk menentukan bagaimana orang-orang yang dikuburkan di makam-makam itu.

"Kami memiliki hasil awal yang mengonfirmasi multikulturalitas penduduk Hala Sultan Tekke," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Pesawat Boeing 757 Milik Donald Trump Menabrak Pesawat Komersial di Bandara Florida

Pesawat Boeing 757 Milik Donald Trump Menabrak Pesawat Komersial di Bandara Florida

Tren
4 Fakta Anak Bunuh Ibu di Sukabumi, Gunakan Garpu Tanah dan Tidur dengan Bercak Darah

4 Fakta Anak Bunuh Ibu di Sukabumi, Gunakan Garpu Tanah dan Tidur dengan Bercak Darah

Tren
Cuaca Panas, Hindari Pakai Baju Berbahan Ini agar Tak Bau Badan

Cuaca Panas, Hindari Pakai Baju Berbahan Ini agar Tak Bau Badan

Tren
KRIS BPJS Kesehatan Siap Diterapkan, Mungkinkah Iuran Dipukul Rata?

KRIS BPJS Kesehatan Siap Diterapkan, Mungkinkah Iuran Dipukul Rata?

Tren
11 Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Imbas Kecelakaan Bus di Subang

11 Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Imbas Kecelakaan Bus di Subang

Tren
Pemerintah Wajibkan Seluruh Penduduk Ikut BPJS Kesehatan, Bagaimana jika Tidak Mampu?

Pemerintah Wajibkan Seluruh Penduduk Ikut BPJS Kesehatan, Bagaimana jika Tidak Mampu?

Tren
Berstatus DPO, Begini Ciri 3 Buronan Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Berstatus DPO, Begini Ciri 3 Buronan Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Tren
Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa Kali Pertama dan Sekarang

Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa Kali Pertama dan Sekarang

Tren
Mengenal Spesies Ikan Baru di Pegunungan Meratus, Punya Penis di Bawah Kepala

Mengenal Spesies Ikan Baru di Pegunungan Meratus, Punya Penis di Bawah Kepala

Tren
Musim Haji 2024, Begini Prakiraan Cuaca di Arab Saudi dan Cara Mengeceknya

Musim Haji 2024, Begini Prakiraan Cuaca di Arab Saudi dan Cara Mengeceknya

Tren
OpenAI Luncurkan GPT-4o secara Gratis di ChatGPT, Apa Itu?

OpenAI Luncurkan GPT-4o secara Gratis di ChatGPT, Apa Itu?

Tren
Mengenal PTN BH, Keistimewaan, dan Daftar Kampusnya

Mengenal PTN BH, Keistimewaan, dan Daftar Kampusnya

Tren
4 Obat Ini Tak Boleh Diminum Bersama Jahe, Ada Hipertensi dan Diabetes

4 Obat Ini Tak Boleh Diminum Bersama Jahe, Ada Hipertensi dan Diabetes

Tren
Pendaftaran Poltekip dan Poltekim Kemenkumham 2024: Jadwal, Persyaratan, dan Cara Daftarnya

Pendaftaran Poltekip dan Poltekim Kemenkumham 2024: Jadwal, Persyaratan, dan Cara Daftarnya

Tren
Jarang Diketahui, Ini 6 Efek Samping Terlalu Banyak Minum Es Teh Saat Cuaca Panas

Jarang Diketahui, Ini 6 Efek Samping Terlalu Banyak Minum Es Teh Saat Cuaca Panas

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com