Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hanif Sofyan
Wiraswasta

Pegiat literasi di walkingbook.org

Cara Kreator Memanfaatkan AI untuk Produksi Konten

Kompas.com - 15/07/2023, 13:19 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

AI bisa digunakan untuk menggali informasi dasar tentang tema konten yang ingin kamu buat. Karena jawabannya juga langsung to-do-point, maka bisa menjadi informasi dasar untuk melanjutkan pekerjaan ke tahap berikutnya, agar tak ada kendala berarti.

Bagaimanapun AI adalah aplikasi, bersifat “robotik” yang masih berproses dalam pengembangan.

Dalam beberapa hal, mereka menyampaikan informasi yang ketika kita konfirmasi, akan muncul jawaban; sebagai mesin mereka memiliki keterbatasan informasi yang kita butuhkan. Padahal sebelumnya mereka justru yang mengirimkan pesan tersebut.

Jadi masih harus ada riset lanjutan dan mengandalkan sumber-sumber yang lebih teruji kredibilitasnya.

Ketiga: Menganalisis target audiens

AI bisa digunakan membantu menganalisis audiens. Termasuk untuk membuat audiens persona, dengan pemilihan topik seperti yang kita butuhkan.

Termasuk memanfaatkan AI untuk membuat karakter fiktif sebagai gambaran soal target audiens untuk konten yang akan dibuat.

Mengenal audiens itu penting dalam proses pembuatan konten. Bagaimanapun juga, konten itu nantinya akan dikonsumsi oleh audiens tertentu.

Dengan mengetahui siapa audiensnya, kita bisa menentukan format konten, hingga gaya bahasa yang digunakan agar lebih mudah mereka terima.

Saat ini konten YouTube sering menggunakan audio yang bahkan dalam pengucapannya saja seperti orang asing yang baru belajar bahasa Indonesia.

Di tingkat itu barangkali kreator konten mungkin tak mau direpotkan dengan urusan pengaturan suara, sehingga untuk lebih praktisnya menyerahkan pada AI meski hasilnya seperti kita tahu sangat mentah dan cenderung aneh.

Keempat: Analisis tren

Sebelum ada AI, analisis tren biasanya dilakukan secara semi-manual dengan tools analisis yang membutuhkan skil khusus.

Berbeda dengan AI, ketika perintah dimasukkan bahkan penggunaan bahasa basic dapat dilakukannya untuk membantu percepatan kita membuat sistem pada
kreator konten.

AI bisa menjadi alat analisis yang kuat. Termasuk untuk menganalisis popularitas konten, topik dan kata kunci, media sosial, hingga menganalisis tren di industri atau niche tertentu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com