Joko mengungkapkan, resepsi putranya merupakan acara pernikahan pertama kali yang digelar di dalam Gembira Loka.
Gelaran pada Sabtu malam itu pun telah melalui berbagai pertimbangan, termasuk kemungkinan hujan, efek pada binatang, serta sirkulasi tamu yang banyak.
"Bukan Gembira Loka sering dipakai (untuk pernikahan), itu tidak, baru pertama kali," ujar Joko.
"Karena kami di Gembira Loka sudah lama, jadi sudah tahu plus minusnya seperti apa, sehingga kami memutuskan untuk menyelenggarakan pernikahan di Gembira Loka," sambungnya.
Menurut Joko, pernikahan yang digelar di dalam Gembira Loka tidak berpengaruh pada hewan-hewan di sana.
Sebab, acara digelar di dekat Mayang Tirta, bangunan di tengah danau buatan kompleks Gembira Loka Zoo.
"Lokasinya kebetulan yang kita pilih itu dekat Mayang Tirta, itu jauh dari lokasi binatang," paparnya.
Joko melanjutkan, beberapa hewan yang ditampilkan di acara pernikahan pun merupakan hewan jinak dan perliharaan, seperti kambing dan keledai.
Sementara sejumlah hewan lain, berada di dalam kandang, tidur dan tidak dapat diakses para tamu.
"Jadi jangan pikirannya binatangnya ditonjolkan semua loh ya, tidak. Kemarin yang ditonjolkan yang dilihat di video itu adalah pet, jadi binatang peliharaan, kayak kambing, keledai, itu kan binatang peliharaan," ungkap Joko.
"Tapi seperti orang utan, lain-lainnya kan tidak juga. Kalau gajah, (yang ditampilkan) gajah yang terlatih," lanjutnya.
Dia turut memaparkan, kebun binatang memiliki dua kandang, yakni kandang peraga dan kandang tidur.
Saat tidak ditampilkan atau tidak diakses pengunjung, tepatnya setiap malam, maka hewan-hewan tersebut akan masuk ke dalam kandang tidur.
Tak hanya itu, Joko mengaku, area yang digunakan untuk resepsi hanyalah 10 persen dari total luas 20 hektare Gembira Loka.
"Jadi area yang ingar-bingar ada musiknya itu paling hanya 2-3 hektare, kan jauh. Sore sampai malam saja, mulai jam 17.00 sampai jam 21.00 WIB. Tidak sepanjang malam," tuturnya.