Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Bekal Berisi Nasi dan Mi Instan yang Menuai Kontroversi, Bagaimana Menurut Ahli Gizi?

Kompas.com - 01/06/2023, 07:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan mengenai adanya seorang warganet yang membahas gizi anak-anak yang diberi bekal makanan berupa nasi dan mi instan, viral di media sosial Twitter.

Pengunggah menilai bekal nasi dan mi goreng instan tidak baik untuk anak yang tengah dalam masa pertumbuhan.

Unggahan tersebut diunggah pada Senin (29/5/2023). Hingga Kamis (31/5/2023), unggahan tersebut telah disukai lebih dari 2.910 akun.

Unggahan tersebut menuai banyak pro dan kontra dari warganet.

Beberapa warganet tak sepakat dengan unggahan tersebut, namun beberapa yang lain setuju dengan unggahan tersebut.

Lantas, bagaimana pandangan ahli gizi akan menu bekal berupa nasi dan mi goreng instan?

Penjelasan ahli

Pakar gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Ali Khomsan mengatakan, nasi dan mi sama-sama penyumbang karbohidrat.

Ia menjelaskan, bekal yang baik adalah bekal yang beraneka rupa seperti nasi atau mi yang dilengkapi dengan lauk, buah, dan sayur.

Baca juga: Makan Mi Instan Saat Sahur Disebut Bikin Perut Cepat Lapar, Lantas Apa Solusinya?

"Keberagaman menu ini akan menjamin asupan gizi seimbang yang baik," ujar Ali saat dihubungi Kompas.com, Rabu (31/5/2023).

Meski demikian, ia mengatakan jika makan nasi dan mi instan hanya sesekali saja, maka hal tersebut tidak apa-apa untuk dilakukan.

"Tentu tidak apa-apa. Namun, itu tidak melatih anak untuk belajar konsumsi yang baik dan beragam," ujar Ali.

Ia menambahkan, semua makanan pada dasarnya mengandung gizi termasuk nasi maupun mi instan.

Namun ia mengingatkan, kandungan dominan dari nasi maupun mi adalah karbohidrat.

Akibat jika anak makan nasi dan mi instan terus-terusan

Ia menjelaskan, jika anak terus diberi bekal mi instan dan nasi, dikhawatirkan anak akan jadi kurang menyukai sayur dan lauk karena terus dibiasakan makan hanya bersumber dari karbohidrat saja.

"Ketika dibiasakan makan hanya bersumber karbo, bisa kekurangan gizi mikro," ujarnya.

Gizi mikro adalah vitamin dan mineral yang penting untuk tubuh.

Jika anak kurang gizi mikro, maka bisa menyebabkan beberapa masalah kesehatan seperti anemia akibat kekurangan zat besi.

Dirinya menambahkan, semua makanan pada dasarnya sehat, namun yang terpenting adalah mengatur komposisi.

Pengaturan komposisi penting agar makanan yang dikonsumsi anak beragam.

Baca juga: Daftar Produk Mi Instan Indonesia yang Pernah Ditarik dari Peredaran di Luar Negeri

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com