Karena aplikasi AI terus berkembang, begitu pula layanan manusia. Seseorang harus merancang proses AI, membuat mesin AI, mengoperasikan, dan memeliharanya. Hanya manusia yang bisa melakukan ini.
Berdasarkan fakta-fakta ini, kita dapat dengan berani menepis spekulasi AI yang bisa "mengalahkan" peran manusia. Kendati beberapa pekerjaan telah bisa "digantikan" olehnya.
Keenam, AI hanyalah pelengkap - bukan "pesaing" manusia. Aplikasi kecerdasan buatan memang mulai berkembang, dan akan menggantikan banyak pekerjaan yang dilakukan orang saat ini.
Namun, pekerjaan yang dibutuhkan seringkali terbatas pada tugas berulang yang membutuhkan penalaran yang tidak terlalu intens.
Selain itu, tuntutan tempat kerja yang berkembang akan menciptakan peran baru bagi manusia saat dunia bergerak menuju lanskap teknologi yang lebih terintegrasi.
Sebuah laporan oleh Forum Ekonomi Dunia menunjukkan bahwa meskipun mesin dengan AI akan menggantikan sekitar 85 juta pekerjaan pada tahun 2025, sekitar 97 juta pekerjaan akan tersedia pada tahun yang sama berkat AI.
Jadi, pertanyaan besarnya adalah: Bagaimana manusia bisa bekerja dengan AI alih-alih digantikan olehnya? Itu harus menjadi fokus kita.
Karena di zaman sekarang ini, akan sulit, jika bukan tidak mungkin, untuk hidup tanpa Al. Dan tanpa manusia, tidak akan ada kecerdasan buatan.
Perusahaan yang berpikiran maju telah mengembangkan cara untuk menggabungkan kemampuan manusia dan AI untuk mencapai tingkat produktivitas dan inovasi yang lebih tinggi.
Ketujuh, akurasi data. Masalah besar dengan chatbot AI seperti ChatGPT adalah seringkali tidak akurat dan memerlukan pemeriksaan fakta oleh moderator manusia.
Memang, AI mampu belajar dengan sangat cepat, tetapi tidak memiliki akal sehat dan tidak mampu bernalar dan membantah fakta sejauh yang bisa dilakukan manusia. Itu sebabnya kita mungkin harus menghindari menanyakan AI chatbots hal-hal tertentu.
Kesimpulannya adalah karena kecerdasan buatan tidak mampu mengawasi dirinya sendiri dan membutuhkan moderasi eksternal, "pengecekan fakta" kemungkinan besar akan menjadi karier utama di masa depan.
Jadi, tak ada salahnya bagi kita untuk mulai meningkatkan kemampuan riset atau analisis data.
Saatnya merangkul AI, bukan menakutinya. Kecerdasan buatan (AI) bukanlah sesuatu yang harus ditakuti. Namun, kita harus meningkatkan kompetensi kita agar tidak tergantikan oleh AI.
Teruslah mengikuti tren terbaru di bidang kita dan jadilah inovatif dan kreatif. Dengan cara ini, kita akan menjadi talent nan kompetitif.
Artificial Intelligence (AI) dibuat oleh manusia, jadi hanya orang-orang pesimistis yang merasa akan terkalahkan olehnya. Apakah Anda setuju?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.