Belum lagi, pengkajian keberlangsung hidup dari produk atau makhluk hasil rekayasa genetik termasuk dampaknya bagi sekitar.
"Karena produk rekayasa itu juga harus dikaji apakah berbahaya, apakah menderita, bertentangan dengan agama atau tidak," imbuh Aji.
Baca juga: [HOAKS] Hewan Ternak Hasil Kawin Silang Babi dengan Sapi
Terpisah, Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) Slamet Raharjo menjelaskan, menggabungkan dua DNA spesies berbeda tidak sesederhana dalam video.
"Prosesnya sangat rumit karena harus mengetahui secara detil jumlah allel dan jumlah pasangan asam-basa dalam setiap pita DNA," kata dia kepada Kompas.com, Kamis.
Slamet melanjutkan, pita DNA yang dipotong juga harus sesuai dengan yang dipasangkan.
Dokter hewan ini turut menegaskan, menggabungkan DNA tikus atau mencit dan babi di dalam telur ayam seperti salah satu video di akun TikTok, sangatlah tidak mungkin.
"Telur ayam disisipi DNA hewan apa pun akan menetas menjadi anak ayam (yang membawa gen asing), tidak menetas menjadi mencit gundul," ungkapnya.
Baca juga: Pengakuan Si Pengunggah Serpens Catus, Hewan yang Diklaim Hasil Kawin Silang Kucing dan Ular
Sementara itu, dikutip dari Kompas.com (2/1/2020), rekayasa genetik digambarkan sebagai ilmu saat karakteristik suatu organisme sengaja dimodifikasi dengan manipulasi genetik.
Biasanya, cara ini menggunakan DNA dan transformasi gen tertentu untuk menciptakan variasi yang baru.
Dengan memanipulasi DNA dan memindahkannya dari suatu organisme ke organisme lain, maka memungkinkan untuk memasukkan sifat dari hampir semua organisme tersebut.
Adapun beberapa organisme hasil rekayasa genetik yang saat ini diproduksi massal, termasuk enzim, antibodi monoklonal, nutrien, hormon, dan produk farmasi yaitu obat dan vaksin.
Baca juga: Misteri DNA Penumpang Kapal Perang Terkuat yang Tenggelam pada Abad 17
Sebenarnya, penerapan rekayasa genetik sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan manusia.
Misalnya, rekayasa genetik pada tumbuhan yang bermanfaat menyediakan kebutuhan pangan masa depan dengan kualitas lebih baik.
Rekayasa genetik juga mampu menciptakan alternatif sumber energi yang dapat diperbarui, seperti biomass dan biofuel pengganti sumber energi konvensional.
Bukan hanya itu, cara ini juga mengembangkan perawatan kesehatan yang lebih baik, dengan obat-obatan lebih efektif bagi manusia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.