Perputaran danau berubah seiring musim. Selama musim panas, epilimnion atau lapisan permukaan, menjadi lebih hangat karena matahari. Sedangkan lapisan air terdalam, hipolimnion, adalah yang terdingin.
Selama musim gugur, air permukaan yang hangat mulai mendingin dan menjadi lebih padat, menyebabkannya tenggelam ke dasar danau dan memaksa air hipolimnion untuk naik.
Selama musim dingin, permukaan danau menjadi paling dingin karena terkena angin, salju, dan suhu udara yang rendah.
Hipolimnion yang berada di bagian bawah menjadi hangat berkat diisolasi oleh bumi.
Kemudian selama musim semi, perputaran air danau terbalik lagi. Air permukaan yang dingin tenggelam ke dasar, memaksa air yang lebih hangat naik ke atas.
Baca juga: Dari Toba hingga Matano, Berikut 5 Danau Terbesar di Indonesia
Cara terakhir untuk mengklasifikasikan danau adalah berdasarkan jenis ikan yang hidup di danau tersebut.
Pengklasifikasian ini membantu orang-orang di industri perikanan untuk mengidentifikasi jenis ikan apa yang mungkin bisa mereka tangkap di danau.
Misalnya, ketika menyebut sebuah danau sebagai danau air dingin, akan memberi tahu seorang nelayan bahwa dia bisa menemukan ikan Trout, yang merupakan ikan air dingin.
Sebaliknya, saat menyebut danau yang memiliki sedimen tebal dan berlumpur, maka lebih cenderung memiliki ikan lele.
Selain tiga cara umum di atas, cara lain untuk mengklasifikasikan sebuah danau adalah dengan mengetahui apakah ai ditutup atau dialiri oleh sungai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.