KOMPAS.com – Fenomena gerhana matahari hibrida terjadi di sejumlah wilayah Indonesia hari ini, Kamis (20/4/2023).
Gerhana matahari hibrida merupakan gerhana matahari cincin dan gerhana matahari total yang terjadi hampir bersamaan.
Koordinator Bidang Tanda Waktu BMKG Himawan Widiyanto mengungkapkan, gerhana matahari hibrida merupakan fenomena langka.
Menurutnya, gerhana matahari hibrida baru akan terjadi lagi 18 tahun mendatang atau pada 2041.
"Sesuai siklus gerhana atau siklus saros, gerhana matahari serupa akan terjadi kembali sekitar 1 Mei 2041," kata Himawan saat dihubungi Kompas.com, Kamis (20/4/2021).
Dia mengatakan, seperti terjadi pada 20 April 2023, gerhana matahari hibrida pada 1 Mei 2041 mendatang juga bisa disaksikan di wilayah Indonesia.
Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui soal Gerhana Matahari Hibrida 20 April 2023
Sebelumnya, Himawan mengungkapkan, selain gerhana matahari hibrida, masih ada satu gerhana matahari, dan dua gerhana bulan yang akan terjadi pada tahun ini.
“Jadi ada dua gerhana matahari dan juga dua gerhana bulan yang terjadi tahun ini,” katanya kepada Kompas.com, Rabu (19/4/2023).
Selain gerhana matahari hibrida, gerhana matahari yang akan kembali terjadi adalah gerhana matahari cincin.
"Kalau dua gerhana bulan yang akan terjadi tahun ini adalah gerhana bulan penumbra (GBP) dan gerhana bulan sebagian (GBS),” ucapnya.
Baca juga: Apakah Gerhana Matahari Hari Ini Memengaruhi Pengamatan Hilal? Simak Penjelasannya Berikut
Himawan menjelaskan, gerhana matahari cincin terjadi ketika bulan menutupi bagian tengah matahari yang menyinari bumi.
"Bagian terluar matahari tidak tertutupi sehingga membentuk cincin api atau disebut dengan annulus," jelasnya.
Dia mengungkapkan, gerhana matahari cincin akan terjadi pada 14 Oktober 2023. Sayangnya, fenomena itu tidak dapat disaksikan dari wilayah Indonesia.
"Tetapi kalau dua gerhana bulan yang akan terjadi tahun ini nanti dapat diamati dari wilayah Indonesia," ujarnya.
Berikut rincian jadwal gerhana bulan dan penjelasannya: