Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hal yang Perlu Diketahui soal Gerhana Matahari Hibrida 20 April 2023

Kompas.com - 20/04/2023, 07:15 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

3. Cara aman menyaksikan gerhana Matahari

Diberitakan Kompas.com Kamis (19/4/2023), masyarakat perlu menggunakan alat bantu untuk menyaksikan gerhana Matahari.

Sebab, jika dilihat secara langsung bisa menimbulkan kerusakan pada mata.

Fase gerhana Matahari sebagian atau cincin:

  • Solar filter pada teleskop jangan dilepas, harap dipasang.
  • Gunakan penapis cahaya, seperti kacamata gerhana.
  • Amati gerhana secara tidak langsung, seperti dengan kotak lubang jarum atau proyeksi lubang jarum.

Fase puncak gerhana Matahari total:

  • Solar filter pada teleskop wajib dilepas.
  • Boleh melihat gerhana tanpa penapis cahaya.

4. Gerhana Matahari bukan tanda masuknya bulan Syawal

Peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang mengatakan, gerhana Matahari bukan penanda masuknya awal bulan Syawal.

"Melainkan hanya penanda masuknya fase bulan baru atau konjungsi," ujar Andi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (19/4/2023).

Sebelumnya, unggahan bernarasi gerhana Matahari merupakan tanda bahwa bulan Ramadhan telah habis dan akan memasuki bulan Syawal ramai di media sosial.

Baca juga: Satelit NASA Akan Jatuh Saat Gerhana Matahari Hari Ini, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

5. Dampak gerhana Matahari

Diberitakan Kompas.com Minggu (16/4/2023), selama gerhana Matahari total, akan ada sejumlah dampak yang terjadi, di antaranya langit akan terlihat gelap.

"Langit menjadi gelap, dan karena langit gelap inilah maka bintang maupun planet yang selama siang tak terlihat karena intensitas Matahari lebih besar dibanding bintang atau planet, maka (saat gerhana) bintang atau planet akan terlihat," kata Andi Pangerang.

Dampak selanjutnya, menurut dia, yakni akan terjadi penurunan suhu antara 4-6 derajat celsius saat terjadi gerhana.

"Hanya saat gerhana (penurunan suhu) setelah gerhana suhu kembali meningkat," paparnya.

(Sumber: Kompas.com/Nur Rohmi Aida, Aditya Priyatna Darmawan | Editor: Rizal Setyo Nugroho, Farid Firdaus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com