Semula, dia berjuang untuk masuk perguruan tinggi dan akhirnya memilih untuk tidak hadir. Siswa ini pun menarik diri lebih jauh dan menghindari bersosialisasi.
Kasus lain, seorang siswa menghadapi kekerasan dalam rumah tangga dan mengalami kelaparan di rumahnya sendiri.
Kondisi ini membuatnya sulit untuk meninggalkan rumah atau menjalin hubungan dengan orang-orang di luar.
Baca juga: Mereka yang Selamat dari Titanic, dari Anjing Pomeranian hingga Wanita yang Selalu Lolos dari Maut
Laporan Kementerian juga merinci rencana masa depan sebagai tindak lebih lanjut dari permasalahan remaja yang gemar mengisolasi diri.
Rencana tersebut, termasuk mendistribusikan pedoman kepada pemerintah daerah, meningkatkan jaringan pengamanan sosial remaja dan sistem deteksi dini, serta bekerja sama dengan fasilitas kesejahteraan remaja seperti tempat penampungan atau pusat rehabilitasi.
Beberapa pemerintah daerah pun tercatat sudah memiliki sistem serupa. Misalnya ibu kota negara, Seoul, memiliki "Proyek Dukungan Pemuda Tertutup" yang menyediakan konseling kesehatan mental.
Proyek tersebut juga menyediakan pengembangan hobi dan pelatihan kerja, serta pembinaan kehidupan bagi para pemudia yang mengisolasi diri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.