Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini Batas Akhir Pencairan THR Karyawan Swasta, Ini Sanksinya jika Terlambat

Kompas.com - 15/04/2023, 14:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Cara menghitung THR Lebaran 2023

SE Menaker jugaa mengatur besaran THR yang berhak diterima karyawan sesuai masa kerja dan status mereka di perusahaan.

Simak penjelasannya di bawah ini:

1. Pekerja/buruh dengan masa kerja 12 bulan secara terus menerus atau lebih diberikan sebesar 1 bulan upah.

2. Pekerja/buruh dengan masa kerja 1 bulan secara terus menerus tapi kurang dari 12 bulan diberikan THR dengan perhitungan:

  • Masa kerja (bulan) : 12 x 1 bulan upah

3. Khusus untuk pekerja/buruh yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja harian lepas, upah 1 bulan dihitung dengan cara sebagi berikut:

  • Pekerja/buruh dengan masa kerja 12 bulan atau lebih, 1 bulan upah dihitung berdasarkan rta-rata upah yang diterima dalam 12 bulan terakhir sebelum hri raya keagamaan.
  • Pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja kurang dadi 12 bulan maka upah 1 bulan dihitung berdasarkn rata-rata upah yang diterima tiap bulan selama masa kerja.

4. Pekerja/buruh yang upahnya ditetapkan berdsarkan satuan hasil maka upah 1 bulan dihitung menurut upah rata-rata 12 bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan.

5. Perusahaan yang menetapkan besaran nilai THR dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama atau kebiasaan lebih besar dari nilai THR mka THR dibaayarkan kepada pekerja/buruh sesuai perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama atau kebiasaan itu.

6. Perusahaan industri padat karya tertentu berorientasi ekspor yang melaksanakan penyesuaian waktu kerja dan upah sebagaimana dimaksud Permenker Nomor 5 Tahun 2023 maka upah yang digunakan sebgai dasar perhitungan THR memakai nilai upah terakhir sebelum penyesuaian upah berdasarkan kesepakatan.

Baca juga: Setandan Pisang dan Uang Mainan untuk BNN Tasikmalaya yang Minta THR ke Pengusaha...

Sanksi bagi perusahaan 

Selain mengatur besaran dan daftar karyawan yang berhak menerima THR, Kemnaker juga menyiapkan sanksi dan solusi jika THR tidak atau terlambat cair.

Dikutip dari Kompas.com, Ida mengatakan bahwa Kemnaker akan memberikan sanksi kepada perusahaan yang tidak mematuhi aturan pemberian THR.

Sanksi pertama adalah teguran tertulis. Lalu, Kemnaker juga tidak segan membatasi kegiatan usaha bahkan menghentikan sementara atau seluruh alat produksi.

"Keempat, pembekuan kegiatan usaha. Tentu saya berharap pemberian sanksi ini tidak terjadi," imbuh Ida.

Di sisi lain, karyawan yang merasa perusahaan tempat kerjanya tidak atau belum memberikan THR sesuai aturan dapat melapor ke Kemnaker.

Kemnaker juga membuka Posko Pengaduan dan Konsultasi THR secara online melalui laman resmi https://poskothr.kemnaker.go.id/

Cara melaporkan perusahaan yang belum atau tidak memberikan THR dapat disimak melalui link ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Tren
Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Tren
Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Tren
Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Tren
KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

Tren
5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Tren
12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

Tren
Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Tren
Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Tren
Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Tren
Kata 'Duit' Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Kata "Duit" Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Tren
Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Tren
Viral, Video TNI Tendang Warga di Deli Serdang, Ini Kata Kapendam

Viral, Video TNI Tendang Warga di Deli Serdang, Ini Kata Kapendam

Tren
Tips Memelihara Anjing untuk Pemula, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Lakukan

Tips Memelihara Anjing untuk Pemula, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Lakukan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com