KOMPAS.com - Zebra merupakan binatang mirip kuda yang identik dengan kulit belang, yakni bergaris hitam dan putih.
Namun siapa sangka, kulit belang seperti zebra ternyata juga terjadi pada manusia.
Garis belang bernama garis Blaschko ini diperkirakan berfungsi untuk memetakan pergerakan sel sejak manusia berada di dalam rahim.
Sayangnya, pola misterius pada tubuh manusia itu hanya terlihat dalam beberapa keadaan tertentu.
Lantas, seperti apa bentuknya?
Baca juga: Benarkah Minum Air Hangat Bantu Turunkan Kolesterol Tinggi?
Dikutip dari laman IFL Science, penyebutan belang-belang pada manusia ini diambil dari nama penemunya, Alfred Blashcko.
Dia adalah seorang dokter kulit asal Jerman yang mengumpulkan data sekelompok pasien dengan kondisi kulit tertentu.
Dari sana, Alfred kemudian menemukan bahwa banyak dari pasien yang memiliki ruam atau bintik, serta tahi lalat yang tampak mengikuti pola tertentu.
Pada 1901, Alfred Blashcko pun mempresentasikan temuan tersebut di sebuah konferensi.
Sebenarnya, pola sejenis ini memang tampak pada kulit manusia. Misalnya, garis Langer, yang digunakan untuk memandu sayatan saat akan melakukan bedah.
Namun, garis Blaschko tidak cocok dengan pola atau struktur garis lain yang telah diketahui.
Garis-garis pada manusia ini juga tidak mengikuti urat syaraf, pembuluh darah, urat nadi, otot, atau sistem tubuh lain.
Hingga lebih dari 100 tahun kemudian, para ilmuwan telah sepakat bahwa garis Blaschko kemungkinan besar menelusuri jalur yang terbentuk selama perkembangan embrio dalam rahim.
Tepatnya, saat sel membelah dan berubah menjadi otot, tulang, organ, otak, dan kulit. Sel kulit ini kemudian terus membelah dengan membentuk tipe sel kulit berbeda.
Baca juga: Tergolong Kucing Besar, Mengapa Cheetah Tidak Mengaum tapi Mengeong dan Bersuara seperti Burung?
Dilansir dari laman DermNet, garis Blaschko tidak pernah melewati garis tengah anterior, batas imajiner yang membentang sepanjang dada dan perut bagian depan tubuh.