Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Mbah Slamet dan Alasan Masih Banyak Orang Percaya dengan Dukun Pengganda Uang

Kompas.com - 06/04/2023, 08:05 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh seorang dukun pengganda uang bernama Tohari (45) alias Mbah Slamet di Banjarnegara, Jawa Tengah menghebohkan publik.

Sejauh ini, sudah ada 12 mayat korban pembunuhan Mbah Slamet yang ditemukan, beberapa di antara korban adalah pasangan suami istri.

Ini menjadi catatan panjang kasus pembunuhan yang berawal dari modus penggandaan uang.

Kasus serupa yang tak kalah menghebohkan belum lama ini adalah pembunuhan yang dilakukan oleh Wowon CS.

Baca juga: 7 Kasus Dukun Pengganda Uang yang Pernah Terjadi di Indonesia

Lantas, mengapa masyarakat masih banyak yang memercayai dukun pengganda uang?

Dilatarbelakangi tekanan ekonomi

Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Ida Ruwaida mengatakan, kepercayaan masyarakat kepada dukun pengganda uang ini salah satunya dilatarbelakangi oleh tekanan ekonomi.

"Isu kesejahteraan, khususnya ekonomi, masih menjadi persoalan. Sebab utama tidak terlepas dari tuntutan pemenuhan berbagai kebutuhan, termasuk harapan atau mimpi menjadi orang kaya," kata Ida kepada Kompas.com, Rabu (5/4/2023).

Selain ekonomi, isu kesejahteraan ini juga ditujukan untuk mendapat pengakuan dari lingkungan sebagai orang kaya.

Baca juga: 5 Kasus Pembunuhan Berantai di Indonesia, dari Ryan Jombang hingga Dukun Asep


Menurutnya, aspek terakhir tersebut biasanya berkaitan dengan sumber kekuasaan, baik posisi tawar maupun relasi kuasanya.

Kondisi ini kemudian didukung dengan keyakinan masyarakat akan hal-hal mistis, sehingga mendasari untuk berperilaku irasional.

Ia menuturkan, korban mungkin sudah mengetahui bahwa cara yang dilakukannya itu salah.

Akan tetapi, hal itu tertutupi dengan iming-iming janji uang yang bisa berlipat ganda tanpa kerja keras.

Baca juga: Kenapa Dukun Sering Disebut Orang Pintar?

Modernisasi tanggung

Pemakaman korban pembunuhan dukun pengganda uang di Desa Balun, Kecamatan Wanyasa, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (4/4/2023) sore. KOMPAS.com/FADLAN MUKHTAR ZAIN Pemakaman korban pembunuhan dukun pengganda uang di Desa Balun, Kecamatan Wanyasa, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (4/4/2023) sore.

Sementara itu, sosiolog Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta Drajat Tri Kartono menilai, kepercayaan akan dukun pengganda uang ini merupakan dampak dari modernisasi di Indonesia yang tidak radikal.

Meski semangat modernisasi dengan memompa rasionalitas terus berlangsung di bangku sekolah, tetapi masih ada tradisi-tradisi yang memang sengaja tidak dihentikan.

Halaman:

Terkini Lainnya

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Ramai soal 'Review' Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Ramai soal "Review" Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Tren
6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

Tren
3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com