Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Kasus Dukun Pengganda Uang yang Pernah Terjadi di Indonesia

Kompas.com - 05/04/2023, 09:15 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus dukun pengganda uang Slamet Tohari (45) tengah menjadi sorotan publik.

Diketahui, ia telah melakukan pembunuhan terhadap 11 korbannya di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Diberitakan Kompas.com, Selasa (4/4/2023), modus penggandaan uang yang dilakukan Slamet diduga sudah berlangsung sejak lama. Pelaku lalu menghabisi nyawa korbannya saat meminta kembali uangnya.

Aksi kejahatan Slamet terungkap setelah salah satu korbannya sempat mengirim pesan kepada keluarganya sebelum dibunuh pelaku.

Sebelum Slamet, kasus penipuan, pembunuhan, dan pengganda uang oleh dukun sudah sering kali terjadi di Indonesia. Beberapa di antaranya bahkan ada yang menggunakan trik sulap hingga menggunakan racun untuk melakukan ritual dalam pengganda uang tersebut.

Baca juga: Mengapa Masih Ada yang Percaya Penipuan Bermodus Penggandaan Uang?

Lantas, apa saja kasus dukun pengganda uang yang pernah terjadi di Indonesia selain kasus Slamet Tohari?


1. Kasus Abah Yanto di Gresik

Pertama ada nama Abah Yanto.

Ia mengaku bisa menggandakan uang dengan menggunakan ritual darah untuk sesajen bagi jenglot untuk penggandaan uang.

Dikutip dari Kompas.com, Sabtu (14/1/2023), polisi menangkap Abah Yanto sekaligus mengamankan 34 kantong darah berlogo palang merah Indonesia (PMI) yang tersimpan di kulkas dalam rumah. Masing-masing kantong darah tersebut berisi 250 cc.

Selain puluhan kantong darah, polisi juga mengamankan sejumlah uang mainan.

Uang mainan tersebut digunakan untuk menyakinkan para korban hingga menyerahkan uang mencapai ratusan juta kepada Abah Yanto.

Baca juga: Menelisik Keberadaan Dukun di Indonesia

Selain itu, darah yang bersangkutan juga menggunakan media keris dalam melakukan ritualnya. Ia mengaku sudah menjalani ritual selama setahun terakhir dan memiliki pengikut di Gresik, Lamongan, Surabaya hingga Tuban.

Kasus tersebut terungkap setelah salah satu korban melapor ke polisi. Korban mengaku menyerahkan uang Rp 565 juta ke Abah Yanto. Lalu Abah Yanto menjanjikan akan menggandakan uang tersebut menjadi Rp 3,9 miliar pada September 2022.

Namun janji tersebut tak ditempati, Abah Yanto menyerahkan sejumlah uang kepada korban. Saat dicek dalam satu bundelan uang Rp 10 juta, hanya bagian atas dan bawah yang merupakan uang asli. Sementara sisanya adalah uang mainan. Total hanya 170 juta yang dikembalikan Abah Yanto ke korban.

Baca juga: 5 Kasus Pembunuhan Berantai di Indonesia, dari Ryan Jombang hingga Dukun Asep

2. Kasus Dimas Kanjeng di Probolinggo

Dimas Kanjeng Taat Pribadi usai sidang vonis di PN Surabaya, Rabu (5/12/2018)KOMPAS.com/ACHMAD FAIZAL Dimas Kanjeng Taat Pribadi usai sidang vonis di PN Surabaya, Rabu (5/12/2018)

Pada 2016, publik dihebohkan dengan kasus pembunuhan terhadap Abdul Gani dan Ismail. Keduanya merupakan pengikut Pedepokan Dimas Kanjeng di Probolinggo, Jawa Timur.

Dilansir dari Kompas.id, Gani dan Ismail dilukai dengan benda tajam dan benda tumpul hingga keduanya tewas. Mereka dibunuh Taat Pribadi (46), yang merupakan pemimpin padepokan tersebut.

Taat membunuh keduanya karena khawatir jika pengikutnya itu membongkar praktik penipuan yang dilakukannya tersebut.

Halaman:

Terkini Lainnya

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Tren
Sejumlah Riset Sebut Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan PCOS

Sejumlah Riset Sebut Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan PCOS

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com