Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Stabilisasi Kawasan Timur Tengah Usai Rujuk Arab Saudi-Iran

Kompas.com - 28/03/2023, 20:25 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belum lama ini, hubungan Arab Saudi dan Iran secara mengejutkan berangsur-angsur membaik.

Membaiknya hubungan Arab Saudi-Iran ini terjadi setelah adanya kesepakatan diplomatik antara kedua belah pihak yang ditengahi oleh China di Beijing.

Dengan adanya kesepakatan ini, Arab Saudi dan Iran akan membuka kembali kedutaan masing-masing negara setelah tujuh tahun tak ada hubungan diplomatik.

Pemutusan hubungan diplomatik kedua negara ini terjadi pada 2016, ketika Arab Saudi mengeksekusi ulama yang dihormati Iran, Nimr al-Nimr.

"Sebagai hasil dari pembicaraan tersebut, Iran dan Arab Saudi setuju melanjutkan hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan dalam waktu dua bulan," lapor kantor berita negara Iran, IRNA, mengutip pernyataan bersama pada 10 Maret 2023.

Baca juga: Raja Salman Undang Presiden Iran Kunjungi Arab Saudi, Disambut dengan Baik


Potensi perdamaian di kawasan

Menanggapi hal itu, Guru Besar Kajian Timur Tengah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Ibnu Burdah mengatakan, tercapainya hubungan Arab Saudi-Iran cukup mengejutkan.

Menurutnya, langkah serupa juga akan diikuti oleh kekuatan-kekuatan yang tengah berkonflik di belakang kedua negara itu.

"Tren perdamaian antara kelompok-kelompok di bawah Saudi dan Iran (kebanyakan adalah Arab) ini saya kira masih akan terus menguat dalam beberapa waktu ke depan," kata Burdah kepada Kompas.com, Selasa (28/3/2023).

"Lihat saja betapa garangnya Hizbullah selama ini, saya saksikan narasinya usai perjanjian itu jadi berubah," sambungnya.

Burdah menjelaskan, Arab Saudi dan Iran selama ini sebenarnya tidak terlibat dalam konflik bersenjata secara langsung, melainkan perang dingin hingga memperbesar api konflik di Timur Tengah.

Tak heran, konflik di banyak negara Arab sering dikategorikan sebagai perang proxy antara Arab Saudi dan Iran.

"Iran memang bukan negara Arab, tapi pengaruh Iran di negara-negara Arab sangat kuat dan semakin kuat setelah pergolakan Arab Spring. Di Irak, Lebanon, Suriah, Yaman dan Bahrain, pengaruh Negeri Persia ini begitu menonjol," jelas dia.

Baca juga: Setelah Rujuk dengan Arab Saudi, Iran Ingin Pulihkan Hubungan dengan Bahrain

Netralitas China sebagai mediator

Ia menilai, kesuksesan China sebagai mediator kedua negara ini tak lepas dari kejujuran dan netralitas Negeri Tirai Bambu, dibandingkan Amerika Serikat.

Selama ini, Burdah menyebut AS sebagai peace maker justru kerap menggunakan ancaman, karena kepentingan mereka yang sangat besar.

Karena itu, tak heran apabila AS sulit menunjukkan netralitasnya di Timur Tengah.

"Dengan kepentingan geopolitiknya yang luas dan rumit, serta sepak terjangnya yang panjang, sulit bagi AS mengambil posisi netral dalam kapasitas sebagai mediator di Timur Tengah, apalagi dalam hubungan Saudi-Iran," ujarnya.

Sebaliknya, China yang selama ini terkesan hanya berfokus dalam perdagangan dan enggan terlibat isu-isu besar kawasan, justru lebih dipercaya netralitasnya oleh pihak-pihak yang berseteru.

Selain pengaruhnya yang semakin luas, Burdah melihat China kini berkepentingan untuk mengubah citranya sebagai negara yang aktif dan peduli di Timur Tengah, bukan hanya berdagang.

Menurutnya, modal-modal tersebut membuat China lebih berhasil daripada AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D saat Terpapar Sinar Matahari?

Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D saat Terpapar Sinar Matahari?

Tren
Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Tren
7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

Tren
BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

Tren
Masalah Tiga Tubuh

Masalah Tiga Tubuh

Tren
Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Tren
Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Tren
Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Tren
Warganet Keluhkan Sering Sakit Usai Vaksin AstraZeneca, Epidemiolog: Vaksin Tak Bikin Rentan Sakit

Warganet Keluhkan Sering Sakit Usai Vaksin AstraZeneca, Epidemiolog: Vaksin Tak Bikin Rentan Sakit

Tren
Aturan Batas Usia Masuk TK, SD, SMP, SMA di PPDB 2024, Simak Syaratnya

Aturan Batas Usia Masuk TK, SD, SMP, SMA di PPDB 2024, Simak Syaratnya

Tren
Membedah Kekuatan Guinea U23, Lawan Indonesia di Perebutan Tiket Terakhir ke Olimpiade Paris

Membedah Kekuatan Guinea U23, Lawan Indonesia di Perebutan Tiket Terakhir ke Olimpiade Paris

Tren
Pria 28 Tahun Ditangkap karena Merampok Rp 60 Juta Menggunakan Gunting

Pria 28 Tahun Ditangkap karena Merampok Rp 60 Juta Menggunakan Gunting

Tren
Siap-siap, Pendaftaran CPNS Dibuka Juni 2024, Kuota 1,2 Juta Formasi

Siap-siap, Pendaftaran CPNS Dibuka Juni 2024, Kuota 1,2 Juta Formasi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com