Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Jamur Kapang yang Muncul di Baju Bekas Impor, Apa Itu?

Kompas.com - 21/03/2023, 20:05 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Jamur dapat berkembang biak dengan menghasilkan spora mikroskopis yang mirip dengan benih yang dihasilkan tanaman. Banyak spora berukuran sangat kecil sehingga mudah melayang di udara.

Baca juga: 5 Jamur Paling Mematikan di Dunia, Apa Saja?

Jika seseorang secara tidak sengaja menghirup jamur kapang, maka bisa menyebabkan batuk, memunculkan reaksi alergi pada kulit, hingga bisa menimbulkan iritasi.

Ada beberapa jenis jamur yang bisa menimbulkan infeksi pada kulit, yaitu jamur-jamur yang berasal dari golongan trichophyton, microsporum, epidermophyton, dan malassezia.

Prinsipnya, elemen jamur yang melekat pada pakaian bekas bisa jadi merupakan jamur yang berasal dari pemilik sebelumnya. Sehingga bisa memunculkan risiko untuk ditularkan ke orang lain secara tidak langsung.

"Tidak hanya jamur, kutu juga bisa melekat di pakaian bekas," ucapnya.

Baca juga: Thrifting Sedang Digandrungi, Bagaimana Asal-usulnya di Indonesia?

Bahaya jamur kapang

Sementara itu, Laboran laboratorium patologi klinik Universitas Muhamadiyah (UM) Surabaya, Lihabi menjelaskan bahwa pakaian bekas dan sepatu bekas dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan, terutama pada kesehatan kulit.

“Beberapa hasil penelitian menyebut sampel pakaian bekas mengandung jamur kapang atau khamir, bakteri Staphylococcus aureus, bakteri Escherichia coli, dan virus,” ujarnya dilansir dari laman resmi UM Surabaya.

Dalam penjelasannya, Lihabi menjelaskan 4 bahaya bakteri apabila menempel pada tubuh manusia.

1. Mengandung bakteri Stapylococcus aureus

Pertama, pakaian bekas mengandung bakteri Stapylococcus aureus. Bakteri ini bisa menempel pada pakaian kotor dan mampu menyebar ke pakaian lain.

Bakteri Stapylococcus aureus merupakan jenis bakteri yang berbahaya dan bisa menyebabkan infeksi kulit atau meracuni makanan. Bakteri yang menempel pada kain berpotensi tumbuh menjadi penyakit berbahaya.

“Proses penyebaran bakteri ini dapat terkontaminasi dalam aktivitas sehari-hari, dan sering kali tidak disadari. Baju bekas ini kan tidak tau asal usulnya, bisa jadi sudah diganti dari orang ke orang yang lain yang bisa menjadi tempat hidup bakteri Staphylococcus aureus, E Coli, Klebsiella pneumoniae, dan Pseudomonas,” tegas Lihabi lagi.

Baca juga: Apa Saja Kandungan Gizi pada Jamur Tiram, Adakah Manfaatnya untuk Kesehatan?

2. Mengandung bakteri Scherichia coli

Kedua, adanya bakteri Scherichia coli yang merupakan sekelompok jenis bakteri sama seperti bakteri jenis lain.

Bakteri ini memiliki bentuk yang tak kasat mata dan hanya bisa dilihat dengan menggunakan bantuan mikroskop.

Bakteri E coli berasal dari usus, baik usus manusia maupun usus hewan berdarah panas.

Halaman:

Terkini Lainnya

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Tren
Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Tren
Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Tren
7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

Tren
Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com