Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Bahan yang Sebaiknya Tidak Ditambahkan ke Dalam Minuman Kopi, Apa Saja?

Kompas.com - 19/03/2023, 21:25 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kopi menjadi salah satu minuman yang populer dan banyak dikonsumsi di berbagai penjuru dunia.

Secangkir kopi dapat dinikmati dengan kue atau camilan yang bisa menjadi pilihan bagi beberapa orang untuk menemani aktivitas pagi, siang, sore bahkan malam hari.

Selain dengan kue, kopi juga bisa dinikmati dengan berbagai cara. Tak jarang, orang menambahkan beberapa bahan untuk mengkreasikan minuman pahit tersebut agar lebih enak untuk dinikmati.

Terkadang, orang tidak berpikir panjang saat memasukkan bahan lain ke kopi selama itu bisa membuat kopi terasa lebih nikmat. Meskipun, ada beberapa bahan yang sebaiknya tidak ditambahkan ke dalam kopi karena bisa menyebabkan beberapa risiko kesehatan, seperti obesitas dan diabetes.

Baca juga: Mengenal Kopi: Sejarah, Jenis, dan Manfaatnya untuk Kesehatan

Lantas, apa saja bahan yang sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam kopi?

1. Kental manis

Dilansir dari Eatthis, kental manis adalah salah satu bahan yang tidak sehat untuk ditambahkan ke dalam kopi.

Dua sendok makan kental manis mengandung 22 gram gula dan 130 kalori yang setara dengan jumlah kandungan gula dalam sebatang cokelat.

Jika ingin menambahkan susu, cobalah untuk memilih alternatif lain dengan menggunakan susu tanpa tambahan gula.

Baca juga: 3 Alasan Mengapa Minum Kopi Dikaitkan dengan Penurunan Berat Badan

2. Krimer

Pembuatan krimer dalam kemasan umumnya menambahkan aditif sintetis sebagai pengawet. Salah satu zat aditif yang paling umum digunakan adalah natrium fosfat.

Meskipun natrium fosfat dianggap aman oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS, namun natrium fosfat tetap merupakan zat aditif yang perlu diawasi karena memiliki hubungan dengan peningkatan risiko penyakit jantung.

Pusat Sains untuk Kepentingan Umum (CSPI) juga memasukkan natrium fosfat ke dalam daftar zat tambahan yang harus dikurangi. Ini menunjukkan bahwa zat tersebut tidak beracun, tetapi dalam jumlah besar mungkin tidak aman atau menyebabkan gizi buruk.

Baca juga: 7 Mitos tentang Minum Kopi, Apa Saja?

3. Gula pasir

Ilustrasi gula, gula pasir. FREEPIK/JCOMP Ilustrasi gula, gula pasir.

Laporan Tren Data Kopi Nasional 2020 dari Asosiasi Kopi Nasional menemukan bahwa 40 persen orang Amerika menambahkan beberapa jenis susu dan pemanis ke dalam minuman kopi mereka.

Meskipun gula pasir tidak berbahaya, namun jika dikonsumsi terlalu sering dengan jumlah yang banyak, maka akan menyumbang 42 persen dari rata-rata kalori harian.

Sehingga, konsumsi gula berlebih juga dapat meningkatkan beberapa risiko kesehatan mulai dari obesitas, diabetes, hingga masalah jantung.

Baca juga: 10 Manfaat Kopi untuk Kesehatan, Bisa Turunkan Berat Badan hingga Risiko Diabetes

Halaman:

Terkini Lainnya

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klink ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klink ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com