Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Gempa dan Tsunami Guncang Jepang Berimbas Bencana Nuklir Terburuk Kedua dalam Sejarah

Kompas.com - 11/03/2023, 06:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Ombak setinggi 3,3 hingga 3,6 meter terlihat di pantai-pantai Kauai dan Hawaii, sementara ombak setinggi 15 meter tampak di Pulau Shemya.

Sembilan jam kemudian, gelombang tsunami setinggi 2,7 meter menghantam pantai-pantai di California dan Oregon, Amerika Utara.

Baca juga: PLTN Chernobyl dan Tragedi Nuklir Terburuk Sepanjang Sejarah

Bencana nuklir Fukushima

Di sisi lain, sesaat setelah gempa bumi, sistem di PLTN Fukushima mendeteksi guncangan, sehingga secara otomatis mematikan reaktor nuklir.

Dikutip dari Kompas.com (3/11/2021), generator darurat bertenaga diesel menyala agar pendingin tetap dipompa di sekitar inti reaktif. Sebab, inti reaktif masih sangat panas bahkan setelah reaktor berhenti.

Terjangan gelombang tsunami pertama tiba di PLTN Fukushima Daiichi, dan mampu dihadang tembok penghalang.

Akan tetapi, beberapa menit kemudian, disusul gelombang tsunami kedua setinggi lebih dari 14 meter yang menembus tembok penghadang dan membuat kekacauan di PLTN.

Saat itu, terjadi keadaan darurat nuklir, dan membuat pemerintah Jepang mengeluarkan perintah evakuasi penduduk yang tinggal dalam radius 1,9 mil atau 3 kilometer dari pembangkit listrik.

Selama keadaan darurat, masing-masing dari tiga reaktor nuklir di PLTN Fukushima berhasil ditutup, tetapi daya cadangan dan sistem pendinginnya gagal.

Akibatnya, sisa panas menyebabkan batang bahan bakar di ketiga reaktor meleleh sebagian.

Reaktor 1 meledak pada 12 Maret 2011, disusul dengan ledakan reaktor 3 pada 14 Maret 2021. Hal ini membuat zona evakuasi diperluas hingga radius 20 kilometer dari PLTN.

Tak hanya itu, PLTN juga mengalami sejumlah ledakan zat kimia yang merusak bangunan. Materi radioaktif mulai bocor ke atmosfer dan Samudera Pasifik, mendorong evakuasi dan meluasnya zona terlarang.

Pemerintah Jepang pun akhirnya mengevakuasi semua penduduk dalam radius 30 kilometer dari lokasi PLTN.

Tak ada korban jiwa saat bencana nuklir terjadi. Setidaknya 16 pekerja terluka karena ledakan, sementara puluhan lainnya terpapar radiasi saat berusaha mendinginkan reaktor dan menstabilkan PLTN.

Bencana Fukushima diklasifikasikan sebagai level tujuh oleh Badan Energi Atom Internasional, level tertinggi untuk peristiwa yang sama.

Di samping itu, bencana ini menjadi bencana kedua yang memenuhi klasifikasi setelah tragedi nuklir Chernobyl di Ukraina.

Pada 2012, Perdana Menteri Jepang saat itu, Yoshihiko Noda menuturkan, negara turut andil atas bencana ini.

Pada 2019, pengadilan kemudian memutuskan pemerintah ikut bertanggung jawab dan wajib membayar kompensasi kepada para pengungsi.

(Sumber: Kompas.com/Mela Arnani | Editor: Aditya Jaya Iswara, Inggried Dwi Wedhaswary)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Tren
Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Tren
Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Tren
Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Tren
Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com