Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Skandal Narkoba Yoo Ah In dan Fenomena "Cancel Culture" di Korea

Kompas.com - 09/03/2023, 15:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Rangga Septio Wardana dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Fenomena cancel culture adalah suatu hal yang sering terjadi dalam industri hiburan di Korea Selatan. Pasalnya, pesohor Korea Selatan dituntut memiliki catatan hidup bersih dan terbebas dari segala isu negatif.

Menurut New York Post, cancel culture adalah fenomena “membatalkan” orang, merek, bahkan acara dan film karena dianggap bermasalah atau memiliki pengaruh buruk untuk masyarakat.

Masih dari sumber yang sama, Profesor Sosiologi dan Kriminologi Universitas Villanova, Dr. Jill McCorkel, mengatakan bahwa akar budaya membatalkan telah hadir sepanjang sejarah peradaban manusia.

Masyarakat menghukum orang karena berperilaku di luar norma sosial yang dianut selama berabad-abad.

Dalam konteks ini, cancel culture adalah fenomena membatalkan atau memboikot yang dilakukan masyarakat untuk mengekspresikan sikap ketika seseorang melanggar norma sosial dan hukum.

Menurut Korea JoongAng Daily, cancel culture terjadi akibat ekspektasi masyarakat Korea Selatan yang menganggap bahwa tugas selebritas bukan hanya untuk menghibur, namun juga harus memberikan contoh untuk bersikap baik bagi masyarakat.

Anggapan tersebut membuat selebritas Korea Selatan harus berperilaku baik didepan maupun belakang layar. Jika tidak, karier mereka akan hancur seketika akibat cancel culture.

Fenomena tersebut juga terjadi pada aktor Yoo Ah In yang terlibat dalam kasus penyalahgunaan narkoba. Informasi ini disebutkan dalam Kamjagiya Korea! episode “Perkembangan Kasus Yoo Ah In, Terancam Terkena Cancel Culture” dengan tautan akses dik.si/KamKorYooAhIn.

Kasus Cancel Culture di Korsel

Lantas, kasus apa saja yang menyebabkan selebritas Korea Selatan terkena cancel culture?

1. Driving Under the Influence

Kondisi ini adalah ketika seseorang berkendara di bawah pengaruh alkohol dan obat-obatan terlarang. Masyarakat Korea Selatan beranggapan selebritas yang terkena kasus ini secara tidak langsung sedang membunuh kariernya sendiri.

Bahkan, selebritas yang sudah terkena kasus ini akan sulit kembali ke dunia hiburan karena masyarakat sudah tak menginginkan mereka lagi. Ada beberapa selebritas yang terkena cancel akibat pelanggaran ini, yaitu aktris Kim Sae Ron, Kangin eks Super Junior, dan lain-lain.

2. Pelecehan Seksual

Pelecehan seksual adalah kejahatan besar yang kerap terjadi di Korea Selatan. Sebuah riset dari Universitas Hanyang menyebutkan, dalam setiap satu jam di Korea Selatan ada sekitar tiga sampai empat laporan mengenai pelecehan seksual.

Kasus tersebut terjadi secara fisik dan verbal, seperti pemerkosaan, penyebaran video, komentar seksual di media sosial, dan lainnya. Selebritas yang pernah terlibat dalam kasus ini adalah Jung Joon Young, Lee Seo Won, dan Kang Ji Hwan.

3. Melakukan Perundungan

Tindakan bullying atau perundungan baik secara fisik maupun verbal adalah salah satu pelanggaran norma sosial yang dikecam oleh publik Korea Selatan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Tren
Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Tren
Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Tren
5 Fakta Kasus Mobil Mewah Pakai Pelat Dinas Palsu DPR, Seret Pengacara Berinisial HI

5 Fakta Kasus Mobil Mewah Pakai Pelat Dinas Palsu DPR, Seret Pengacara Berinisial HI

Tren
Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Tren
Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Tren
Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Tren
Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

Tren
Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Tren
Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Tren
Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tren
Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Tren
Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com