Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Membunyikan Leher Bisa Menyebabkan Stroke?

Kompas.com - 08/03/2023, 19:15 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa orang memiliki kebiasaan membunyikan leher hingga terdengar suara 'kretek' saat merasa pegal.

Membunyikan leher diyakini bisa membuat kita merasa lega karena otot di leher tidak terasa kaku lagi.

Namun ternyata, banyak orang mengaku mereka menderita stroke akibat kebiasaan membunyikan leher.

Apa benar begitu?

Baca juga: Apa Itu Stroke: Penyebab, Gejala, dan Cara Penanganan


Stroke

Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Data World Stroke menunjukkan, lebih dari 6,5 juta orang meninggal karena stroke setiap tahunnya.

Penyakit stroke dapat terjadi akibat adanya gangguan aliran darah menuju otak. Penyebabnya bisa karena penyumbatan arteri, pembuluh darah pecah, atau gangguan sementara aliran darah ke otak.

Walau tidak terlihat berhubungan, beberapa orang mengaku mereka menderita stroke akibat terlalu sering membunyikan leher.

Dilansir BuzzFeed News, seorang wanita asal New Mexico menyatakan dia terkena stroke setelah berkunjung ke ahli terapi kiropraktik untuk mengatasi leher kaku.

Kiropraktik merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan untuk mengatasi masalah pada sistem saraf, termasuk pegal-pegal.

Selain itu, seorang model AS bahkan meninggal dunia akibat stroke setelah pergi ke tenaga pelayanan sejenis.

Kedua pasien stroke ini memiliki kesamaan kondisi. Mereka awalnya mengeluhkan pegal kemudian menjalani terapi untuk membunyikan leher di ahli kiropraktik.

Sayangnya, kedua wanita tersebut justru berakhir menderita stroke.

Baca juga: Kenali Ciri Sakit Kepala karena Stroke

Benarkah membunyikan leher bisa menyebabkan stroke?

Ilustrasi orang membunyikan leher yang terasa kakuShutterstock/fizkes Ilustrasi orang membunyikan leher yang terasa kaku
Masih dari sumber yang sama, dokter pengobatan gawat darurat di RS Pelayanan Kesehatan Kaiser Permanente asal Oakland, California Joe Whittington membenarkan kalau membunyikan leher bisa menyebabkan seseorang terkena stroke.

“Ini adalah faktor risiko stroke yang diketahui,” katanya.

Ia menjelaskan, gerakan tiba-tiba pada leher, termasuk saat dibunyikan hingga terdengar suara 'kretek', dapat menimbulkan cedera pada pembuluh darah arteri di leher.

Profesor Klinis Radiologi dan Bedah di Universitas Illinois, Peoria Dr. Raymond Bertino menjelaskan, cedera pembuluh darah di leher juga dapat terjadi akibat kecelakaan mobil, batuk sangat keras, serta menjalani perawatan sendi di ahli kiropraktik.

Baca juga: Kenali Penyebab dan Gejala Stroke Menurut Kelompok Usia, dari Anak hingga Lansia

Stroke akibat membunyikan leher

Biasanya, kita menggerakkan leher bagian belakang saat merasa kaku hingga persendian berbunyi.

Meski terasa melegakan, gerakan ini berbahaya lantaran dilakukan pada salah satu bagian penting dalam tubuh manusia.

Bagian belakang leher memiliki 4 pembuluh darah, yaitu 2 arteri karotis dan 2 arteri vertebralis. Dua pembuluh darah arteri vertebral di belakang leher bertugas menyuplai darah ke otak bagian bekalang.

Dilansir dari Healthline, memutar leher dengan kecepatan tinggi hingga berbunyi bisa menyebabkan stroke.

Hal ini terjadi karena gerakan tersebut dapat menyebabkan diseksi arteri serviks atau kondisi saat arteri di leher robek.

Darah akan bocor saat pembuluh darah di leher robek. Kemudian, pembuluh darah akan menyempit bahkan tersumbat.

Jika dibiarkan, otak akan kekurangan aliran darah. Akibatnya, timbul stroke.

Orang yang menderita stroke akibat sering membunyikan leher akan mengalami gejala berupa nyeri leher dan sakit kepala.

Baca juga: 13 Tanda Gejala Stroke yang Sering Diabaikan, Apa Saja?

Risiko terkena stroke saat membunyikan leher

Penderita stroke Penderita stroke
Setiap orang dapat memiliki risiko mengalami robek pada pembuluh darah saat membunyikan leher. Namun, ada beberapa faktor yang mendukung terjadinya kondisi tersebut.

Berikut kondisi yang membuat seseorang berisiko terkena stroke usai membunyikan lehernya.

  • Tekanan darah tinggi
  • Ateroklerosis atau penumpulan plak di arteri yang menyebabkan penyempitan
  • Displasia fibromuskular atau kondisi yang menyebabkan ada pertumbuhan di dalam dinding arteri
  • Kondisi genetik tertentu yang memengaruhi jaringan ikat, seperti sindrom Marfan atau sindrom Ehlers-Danlos vaskular
  • Migrain
  • Infeksi

Alternatif pengobatan leher kaku

Jika leher terasa sakit atau kaku, berikut alternatif pengobatan yang bisa dilakukan tanpa membunyikan leher:

1. Peregangan: melakukan beberapa peregangan lembut dapat membantu meredakan ketegangan atau nyeri di leher.

2. Kompres: letakkan kompres dingin di leher selama beberapa hari membantu mengurangi rasa sakit dan pembengkakan. Setelah itu, gunakan kompres panas untuk meningkatkan sirkulasi di otot leher.

3. Pijat: pijatan lembut pada area yang terkena dapat membantu meredakan nyeri dan ketegangan di leher.

4. Obat pereda nyeri: ada beberapa contoh obat pereda nyeri, termasuk ibuprofen (Advil, Motrin), naproxen (Aleve), atau acetaminophen (Tylenol).

Jika sakit leher yang semakin parah, berlanjut, atau mengganggu aktivitas sehari-hari, segera periksakan diri ke dokter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com