KOMPAS.com - Warganet baru-baru ini ramai mempermasalahkan penggunaan kata "kau" dalam sebuah komentar di media sosial Twitter.
Kejadian ini bermula ketika seorang pengguna Twitter mengunggah penjelasan terkait kondisi medis korban penganiayaan.
Di kolom komentarnya, ada warganet lain yang lalu menanyakan identitas pengunggah.
kau dokter kah?
— aku keren (@155height) March 5, 2023
"Kau dokter kah?" tanya pengguna akun Twitter ini, Minggu (5/3/2023).
Mengetahui pertanyaan tersebut, banyak warganet memberikan komentar pedas atas penggunaan kata "kau" yang digunakan. Mereka beranggapan kalau kata itu tidak sopan.
"Kok bisa ya nanya kaya gini? Bahasanya asa ga sopan. Tapi yaudah lah bawa ketawa aja," tulis seorang warganet.
"Wah sopan santunnya dalam bermedsos buruk mba. Bintang 1," komen akun ini.
"Halo mbak, sebenarnya ga ada salahnya kok kata 'kau'-nya. Namun, penggunaannya memang harus ditempatkan pada posisi yang benar ya mbak. Karena kata ini cenderung mengarah ke 'kasar' bagi kebanyakan orang," tulis akun ini.
Hingga Selasa sore, unggahan tersebut telah tayang sebanyak 1 juta kali. Dan diunggah ulang oleh akun @infotwitwor_ pada Senin (6/3/2023).
Perkara per7anyaan "kau dok7er kah?" pic.twitter.com/e2l5fnlYWe
— Info Twitwor & Drama (@infotwitwor_) March 6, 2023
Lalu, benarkah penggunaan kata "kau" termasuk tidak sopan?
Baca juga: Viral, Twit Sebut Kata Indon adalah Ejekan Rasis, Benarkah Demikian?
Dosen sekaligus Ketua Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran Nani Darmayanti menjelaskan, penggunaan setiap kata sapaan seperti "kau" bisa dianggap sopan atau tidak sopan tergantung penggunaannya.
Misalnya, kepada siapa kata tersebut ditujukan, siapa orang yang menuturkan, apa tujuaannya, serta bagaimana situasi, waktu, intonasi, dan ekpresi saat kata-kata itu diucapkan.
"Bisa jadi sopan, bisa jadi biasa saja, bisa jadi tidak sopan," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (7/3/2023).
Dalam konteks yang menjadi perdebatan di media sosial, kata sapaan "kau" ditujukan kepada seorang dokter.
Terkait hal itu, Nani menyatakan kalau anggapan sopan atau tidak sopan tetap berasal dari persepsi masing-masing orang.