Selain itu, jarak antara bintang dan Bumi yang cukup jauh tidak cukup membuat cahaya bintang terlihat seterang Matahari.
Andi menambahkan, hitam merupakan salah satu warna yang mendominasi alam semesta.
Hal ini diketahui berkat fakta bahwa saat raksasa merah meledak menjadi supernova dan menghasilkan lubang hitam, warna yang mendominasi alam semesta adalah hitam.
Peristiwa ini terjadi karena lubang hitam menyerap seluruh cahaya sehingga tidak bisa lolos keluar.
Sebagai catatan, raksasa merah adalah bintang raksasa berwarna terang yang sekarat atau berada dalam fase terakhir evolusi bintang.
Baca juga: Penjelasan BMKG soal Fenomena Air Terjun dari Langit di Bekasi
Sedangkan dilansir dari situs Star Walk (18/4/2022), langit hitam saat malam termasuk bagian dari Paradoks Olbers.
Menurut Heinrich Wilhelm Olbers, semesta memiliki ratusan bintang yang seharusnya mampu menerangi langit. Namun kenyataannya, langit malam justru berwarna hitam dan gelap.
Dalam paradoks tersebut, Olbers berpendapat kalau semesta memiliki bintang yang jumlahnya tak terhingga. Bintang-bintang ini tersebar di langit.
Namun, cahaya bintang sulit terlihat karena posisinya terlalu jauh. Cahaya bintang juga tertutup debu luar angkasa sehingga tidak mampu menyinari langit malam di Bumi.
Kenyataannya, paradoks itu tidak benar. Ada dua bantahan untuk teori milik Olbers.
Alam semesta berusia sekitar 13,8 miliar tahun. Artinya, manusia hanya dapat mengamati obyek yang berjarak 13,8 miliar tahun cahaya.
Karena ukuran alam semesta tidak terbatas, banyak bintang dan galaksi tidak terlihat oleh manusia. Hanya cahayanya yang bisa mencapai Bumi tapi dalam waktu lama.
Edwin Hubble mengeluarkan teori yang menyebut alam semesta terus berkembang pada 1929.
Hubble melihat cahaya dari bintang dan galaksi terlihat semakin jauh dalam waktu cepat saat diamati dari Bumi.
Fenomena ini dikenal sebagai redshift atau "pergeseran merah":
Redshift terjadi saat panjang gelombang cahaya meningkat dan bergeser ke ujung merah spektrum elektromagnetik. Gelombang cahaya dari obyek yang sangat jauh akan tertarik sedemikian rupa menjadi infra merah.
Mata manusia tidak dapat melihat cahaya infra merah. Kondisi ini membuat cahaya dari bintang dan galaksi yang sangat jauh tidak terlihat dari Bumi.