Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Kanker Sedunia 2023, 7 Kesalahpahaman tentang Kanker

Kompas.com - 04/02/2023, 06:30 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

KOMPAS.com - Kanker merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia dan merupakan penyebab utama kematian secara global menurut WHO.

Secara sederhana, kanker disebabkan oleh perubahan (mutasi) pada DNA di dalam sel tubuh seseorang.

Kanker menjadi penyakit yang cukup ditakuti oleh masyarakat. Di samping itu, ada sejumlah kesalahpahaman yang beredar luas mengenai penyakit ini.

Baca juga: 13 Gejala Kanker yang Sering Diabaikan


Berikut 7 hal tentang kanker yang sering disalahpahami:

1. Mengonsumsi gula akan memperburuk kanker

Dilansir dari National Cancer Institute, dalam sebuah penelitian, diketahui bahwa sel kanker mengonsumsi lebih banyak gula (glukosa) daripada sel normal.

Namun, tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa pasien yang mengonsumsi gula akan memperburuk kanker, atau ketika berhenti makan gula, kanker akan mengecil atau hilang.

Meskipun demikian, diet tinggi gula dapat menyebabkan kenaikan berat badan berlebih, dan obesitas dikaitkan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker.

Baca juga: 7 Jenis Kanker Berbahaya, dari Leukemia hingga Tumor

2. Penggunaan ponsel menyebabkan kanker

Apakah ponsel menyebabkan kanker? Tidak.

Belum ada studi maupun penelitian yang membuktikan hal tersebut sampai dengan saat ini.

Kanker disebabkan oleh mutasi genetik, dan ponsel hanya memancarkan sejenis energi frekuensi rendah yang tidak merusak gen.

Baca juga: 5 Faktor yang Meningkatkan Risiko Kanker, Apa Saja?

3. Kanker dapat menular

ilustrasi sel kankerFreepik/kjpargeter ilustrasi sel kanker

Secara umum kanker bukanlah penyakit menular yang mudah menyebar dari satu orang ke orang yang lain.

Satu-satunya situasi di mana kanker dapat berpindah dari satu orang ke yang lain adalah dalam kasus transplantasi organ atau jaringan.

Seseorang yang menerima organ atau jaringan donor dari penderita kanker di masa lalu, berisiko lebih tinggi terkena kanker terkait transplantasi di masa mendatang.

Pada beberapa orang, kanker mungkin disebabkan oleh virus dan bakteri tertentu.

Meski virus atau bakteri dapat menyebar dari orang ke orang, kanker yang mereka sebabkan tidak dapat menular.

Baca juga: Hari Kanker Sedunia 2023, Kenali 5 Tanda Awal yang Tak Boleh Diabaikan

4. Kanker dapat menyebar saat operasi

Bisakah operasi kanker atau biopsi tumor menyebabkan kanker menyebar di dalam tubuh?

Kemungkinan operasi akan menyebabkan kanker menyebar ke bagian lain dari tubuh sangat rendah.

Para ahli bedah menggunakan metode khusus dan mengambil banyak langkah untuk mencegah penyebaran sel kanker selama biopsi atau pembedahan untuk mengangkat tumor.

Misalnya, ketika dokter harus mengeluarkan jaringan dari beberapa area tubuh, mereka akan menggunakan alat bedah yang berbeda untuk setiap area.

Baca juga: Hari Kanker Sedunia 2023: Link Twibbon dan Sejarah Peringatannya

5. Obat kanker alami

Adakah produk herbal yang bisa menyembuhkan kanker? Jawabannya adalah, tidak.

Meskipun ada penelitian yang menunjukkan terapi alternatif, dapat membantu pasien mengatasi efek samping pengobatan kanker, tidak ada produk herbal yang terbukti efektif untuk mengobati kanker.

Faktanya, beberapa produk herbal justru bisa berbahaya jika dikonsumsi selama kemoterapi atau terapi radiasi. Sebab berpotensi mengganggu proses perawatannya.

Pasien kanker harus berbicara dengan dokter mereka jika ingin menggunakan produk pengobatan komplementer dan alternatif, termasuk vitamin dan suplemen herbal.

Baca juga: 6 Gejala Kanker Payudara yang Tidak Biasa, Jangan Disepelekan

6. Pengobatan kemoterapi menyakitkan

ilustrasi pengobatan kanker dengan kemoterapi.Freepik ilustrasi pengobatan kanker dengan kemoterapi.

Sejalan dengan itu, dilansir dari Cancer Treatment Centers of America, beberapa pasien takut untuk melakukan perawatan kemoterapi.

Beberapa dari mereka menganggap bahwa kemoterapi akan menyakiti mereka. Namun, kenyataannya adalah tidak.

Meskipun efek samping dapat terjadi akibat kemoterapi, namun proses infus atau bentuk kemoterapi oral belum tentu menyakitkan.

Baca juga: 7 Manfaat Daun Bawang, dari Turunkan Berat Badan hingga Cegah Kanker

7. Rambut tidak akan tumbuh kembali setelah kemoterapi

Rambut rontok menjadi salah satu efek samping dari perawatan kemoterapi. Tidak heran jika pasien kemoterapi biasanya akan mengalami kebotakan.

Namun, itu bukan kondisi yang permanen, kecuali untuk hal yang tidak biasa.

Sembilan puluh sembilan persen pasien, setelah menyelesaikan rangkaian kemoterapi, rambutnya akan tumbuh kembali.

Baca juga: Ciri Sakit Perut Khas yang Merupakan Gejala Kanker Perut

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 5 Penyebab Kanker Paru-paru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com