Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Twit Viral Lato-lato Disebut Agenda Yahudi, Sosiolog: Terlalu Jauh

Kompas.com - 02/02/2023, 12:30 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang menyebut lato-lato haram karena dinilai sebagai agenda Yahudi, viral di Twitter.

Unggahan berisi tulisan "LATOLATO HARAM AGENDA YAHUDI" tersebut diunggah oleh akun ini pada Selasa (31/1/2023) lalu.

Menurut pengunggah, lato-lato dinilai haram karena bunyi "tak-tak-tak" dari lato-lato mempunyai arti "Saya tak nak masuk syurga". 

Hingga Kamis (2/2/20223), unggahan soal lato-lato haram karena berbau Yahudi sudah ditayangkan sebanyak 1,6 juta kali dan di-retweet 2.366 kali.

Baca juga: Kisah Fahmi Ekspor Lato-lato ke Malaysia, Total Sudah Kirim 4,5 Ton sejak Awal 2023

Lantas, benarkah lato-lato memiliki keterkaitan dengan Yahudi?

Baca juga: Disdik DKI: Ini Manfaat dan Bahaya Bermain Lato-lato bagi Anak

Sosiolog: Kaitannya terlalu jauh

Sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Drajat Tri Kartono mengatakan kaitan antara lato-lato dengan Yahudi yang dinilai haram terlalu jauh. 

Drajat juga menyampaikan bahwa lato-lato secara konteks di Indonesia adalah sebuah permainan yang mempunyai fungsi untuk memvitalisasi dan menyegarkan hidup.

Selain itu, lato-lato dinilai Drajat memiliki fungsi sosial lain, salah satunya mendorong pemain untuk hidup berdampingan dengan orang lain.

"Sehingga kemudian ketemu orang, kemudian mainan. Jadi dalam konteks Indonesia itu adalah permainan," tuturnya.

Ilustrasi lato-lato. Lato-lato merupakan permainan dua buah bola berat diikat tali yang cara bermainnya dengan dibenturkan dan dikendalikan cincin dibagian atasnya sehingga menimbulkan suara nyaring dan khas. KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Ilustrasi lato-lato. Lato-lato merupakan permainan dua buah bola berat diikat tali yang cara bermainnya dengan dibenturkan dan dikendalikan cincin dibagian atasnya sehingga menimbulkan suara nyaring dan khas.

Nuansa antisemitisme

Drajat menambahkan, munculnya unggahan lato-lato yang disebut haram karena berbau Yahudi menunjukkan adanya antisemitisme.

Antisemitisme adalah sebuah sikap permusuhan atau anti-Yahudi yang diterapkan dalam bentuk diskriminasi atau kekerasan berdasarkan agama, etnik, atau kelompok ras.

Beberapa contoh sikap yang bisa disebut antisemit, seperti membenci orang Yahudi, tidak memercayai Holocaust, serta mendukung Hitler dan Nazi.

Paham ini sudah berkembang cukup lama dan terjadi di beberapa negara, seperti Jerman dan Indonesia.

"Dan banyak perdebatan dan pergolakan sekarang yang dengan orang-orang Yahudi menjadi 'seru'. Cuma juga banyak ditumpangtindihkan antara Yahudi dan Israel," tutur Drajat.

Baca juga: [HOAKS] Lato-lato Merupakan Bentuk Teori Konspirasi Iluminati

 

Mengenal lato-lato

Lato-lato adalah permainan asal Amerika Serikat. Di negara asalnya, permainan ini disebut juga knockers, clackers, atau click-clakcks.

Permainan ini populer pada tahun 70-an dan pembuat mainan ini bisa menjual jutaan lato-lato ke seluruh dunia.

Saking populernya, lato-lato merambah ke sebuah provinsi kecil di Italia Utara bernama Calcinatello hingga diadakan kompetisi tahunan di wilayah ini.

Dilansir dari Kompas.com, bentuk lato-lato juga mirip dengan senjata koboi dari Argentina yang dinamai boleadoras.

Senjata tersebut seringkali digunakan untuk menangkap guanaco, hewan berbulu cokelat yang sekilas mirip ilama.

Baca juga: Momen Ketika Franco Morbidelli Main Lato-Lato

Dulunya, lato-lato berasal dari logam, kayu, termasuk tempered glass yang akhirnya penggunaan bahan ini dilarang karena dinilai berbahaya.

Kepopuleran lato-lato mulai merambah di Indonesia pada medio 1990. Orang Indonesia pada awalnya menyebut lato-lato sebagai tek-tek.

Nama lato-lato diambil dari bahasa Suku Bugis, yaitu kajao-kajao yang mempunyai arti nenek-nenek.

Namun, seiring berjalannya waktu, pelafalan dari kajao-kajao berubah menjadi kato-kato hingga tiba pada lato-lato.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com